HOLOPIS.COM, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan anak usahanya KAI Commuter menargetkan Stasiun Kereta Api (KAI) Tanah Abang, Jakarta Pusat bisa melayani sebanyak 300 ribu pelanggan per hari hingga lima tahun ke depan (2030). Mengingat stasiun tersebut merupakan salah satu stasiun KA tersibuk di Jabodetabek yang dirancang untuk kebutuhan mobilitas masyarakat urban yang tinggi.
Vice President Public Relations KAI Anne Purba menyampaikan, saat ini saja berdasarkan catatan, rata-rata penumpang harian mencapai sekitar 215.395 orang. Penumpang KAI tersebut terdiri dari 48.478 penumpang naik, 45.823 penumpang turun dan 121.094 penumpang transit setiap harinya.
“Angka ini menunjukkan bahwa kapasitas eksisting stasiun yang maksimal hanya 150.000 penumpang per hari sudah tidak lagi memadai,” ujar Anne di Jakarta, Senin (30/6).
BACA JUGA
- PT KAI Operasikan Hall Baru Stasiun Tanah Abang, Penumpang Masih Banyak yang Bingung
- PT KAI Hadirkan Kereta Wisata Imperial Meriahkan Momen Libur Sekolah
- Duo Kereta Argo Layani Ribuan Pelanggan di Hari Pertama
- Wajah Baru Stasiun Tanah Abang Rubah Citra Kawasan Sekitar
- Ribuan Penumpang Ketinggalan Barang di KAI, Nilainya Mencapai Rp 5,9 Miliar
Anne merinci, hingga 2024 setidaknya ada sebanyak 467 perjalanan KA per hari yang melintasi Stasiun Tanah Abang pada 2024. Angka ini terdiri dari 262 perjalanan lintas Bekasi dan 205 lintas Rangkasbitung.
“KAI Commuter menambah frekuensi menjadi 485 perjalanan per hari, yakni 281 lintas Bekasi dan 204 lintas Rangkasbitung. Peningkatan ini dilakukan untuk mengakomodasi lonjakan pengguna yang terus terjadi setiap tahunnya,” sebutnya.
Sebagai titik transit sambung Anne, Stasiun Tanah Abang melayani dua lintas utama Commuter Line, yakni Lintas Bekasi/Cikarang dan Lintas Rangkasbitung. Pembenahan menyeluruh menjadi langkah strategis untuk mengurangi kepadatan dan memastikan kenyamanan pelanggan di stasiun ini.Lonjakan tersebut juga tercermin dari tren peningkatan jumlah pengguna pada masing-masing lintas. Pada Lintas Bekasi/Cikarang, jumlah pengguna naik dari 71.636.443 orang pada 2023 menjadi 84.426.385 orang pada 2024, atau tumbuh sebesar 17,8 persen.
Sementara itu, Lintas Serpong/Rangkasbitung mencatat kenaikan dari 62.085.471 orang pada 2023 menjadi 69.999.362 orang pada 2024, atau tumbuh sebesar 12,7 persen. Selama periode Januari hingga Mei 2025, kedua lintas tersebut telah melayani total 64.719.958 pengguna, terdiri dari 33.494.440 penumpang di Lintas Bekasi/Cikarang dan 31.225.518 penumpang di Lintas Serpong/Rangkasbitung. Data ini menegaskan semakin tingginya mobilitas masyarakat di koridor-koridor utama penyangga Ibu Kota.
“Rata-rata volume penumpang pada Mei 2025 menunjukkan intensitas tinggi baik pada hari kerja maupun akhir pekan. Weekday mencatat penumpang naik 48.478 orang dan turun 45.823 orang, sedangkan pada weekend, volume naik 35.016 orang dan turun 33.834 orang. Penumpang transit pun sangat dominan, mencapai 121.094 orang per hari pada weekday dan 113.474 orang per hari pada weekend,” terangnya.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan pelebaran Jalan Taman Jatibaru–Citarum, pembangunan JPO Kantor Dinas Teknis, serta pengembangan kawasan Transit Oriented Development (TOD) di sekitar stasiun. KAI menangani penataan area parkir dan sistem e-ticketing, pengembangan plaza dan halaman stasiun, termasuk penyediaan kanopi dan fasilitas integrasi antarmoda.
“Pekerjaan pengembangan ini juga mempertimbangkan aspek inklusivitas. Gedung baru Stasiun Tanah Abang telah dilengkapi lift, eskalator, dan guiding block untuk menunjang aksesibilitas penyandang disabilitas,” ujar Anne.
Modernisasi Stasiun Tanah Abang adalah wujud nyata sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan KAI untuk menciptakan sistem mobilitas perkotaan yang aman, nyaman, inklusif, dan berkelanjutan.
“Dengan peningkatan ini, KAI tidak hanya menyiapkan fasilitas untuk mengantisipasi lonjakan volume pengguna, tetapi juga menghadirkan layanan yang lebih efisien, terintegrasi, dan responsif terhadap kebutuhan pelanggan. Tanah Abang akan menjadi model stasiun transit masa depan,” tutup Anne.
