HOLOPIS.COM, JAKARTA – KH. Ulil Abshar Abdalla alias Gus Ulil yang merupakan cendekiawan muslim Indonesia ini menilai bahwa kebencian terhadap Jokowi di kalangan para oposan telah berubah menjadi penyakit mental.
“Kebencian pada Jokowi sudah mengarah menjadi penyakit mental,” kata Gus Ulil dalam tweetnya yang dikutip Holopis.com, Minggu (8/6/2025).
Menurutnya, Jokowi (Joko Widodo) merupakan sosok yang telah banyak berjasa untuk membangun Indonesia. Walaupun sebagai manusia, ia juga tak menampik bahwa sosok bekas Walikota Solo 2 periode dan juga Gubernur DKI Jakarta ini pun punya kekurangan.
BACA JUGA
- Eggi Sudjana : Jokowi Tunjukkan Ijazah, Case Close !
- Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi Ditunda 9 Juli 2025
- Roy Suryo Minta Bareskrim Hadirkan Jokowi dalam Gelar Perkara Khusus Besok
- Refly Harun Nilai Statemen Jokowi Bisa Jadi Petunjuk Bareskrim soal Ijazah UGM
- Pras Yakin Beathor Salah Info soal Kisah Dokumen Ijazah Jokowi
“Jokowi telah banyak berjasa besar dalam membangun negara ini. Kekurangannya tentu ada, dan banyak. Tetapi itu tidak menutupi jasanya yang besar bagi Indonesia,” ujarnya.
Hal ini juga sama halnya dengan penghormatan kepada mantan-mantan Presiden sebelumnya. Walaupun mereka pun tidak sempurna dan ada pula kesalahan-kesalahan, namun jasanya kepada bangsa dan negara tidak patut untuk dinafikkan.
“Kita harus bisa menghargai presiden-presiden yang telah meletakkan batu bata untuk menegakkan bangunan negeri ini. Masing-masing presiden, semuanya tanpa terkecuali, termasuk Suharto, telah berjasa banyak bagi negeri ini,” tuturnya.
Sayangnya, anak mantu Gus Mus (Ahmad Mustofa Bisri) tersebut menganggap kebencian yang hakiki kepada sosok Jokowi malah berubah menjadi penyakit mental kepada para lawan politik dan ideologinya. Bagi Gus Ulil, situasi semacam ini sebenarnya tidak baik bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
“Kebencian pada Jokowi di sebagian kalangan ini sudah cenderung menjadi penyakit mental yang sama sekali tidak sehat dan toksik bagi suasana kebangsaan di negeri ini,” tukas Gus Ulil.
Oleh sebab itu, ia pun mengharapkan agar ke depan kritik-kritik yang membangun dapat dilanjutkan, namun dalam konteks pembangunan, bukan sekadar kebencian yang akhirnya membuat kritik kebablasan dan berubah pada penghinaan semata.
“Kritik pada pemimpin penting, tetapi jangan kebablasan menjadi kebencian yang patologis,” pungkasnya.
Stetemen ini disampaikan Gus Ulil untuk merespons postingan yang memuat narasi Buni Yani tentang penilaiannya kepada Joko Widodo. Menurut bekas dosen di London School of Public Relations (LSPR) Jakarta tersebut, Jokowi adalah sosok yang anti terhadap Islam. Bahkan ia juga menilai bahwa Presiden RI ke 7 tersebut adalah wujud manusia yang sangat dzalim.
