JAKARTA – Negosiasi tidak langsung antara Iran dengan Amerika Serikat (AS) di Oman untuk memulihkan kembali kesepakatan nuklir 2015 kini jauh lebih serius dan jujur, di mana Presiden Iran Masoud Pezeshkian menolak tuntutan AS agar Teheran membongkar infrastruktur nuklirnya.
Presiden Pezeshkian secara tegas menolak seruan AS untuk membongkar infrastruktur nuklir Iran. Dengan tegas, ia mengatakan bahwa Iran tidak akan melepaskan hak-hak nuklir mereka.
“Ini tidak dapat diterima. Iran tidak akan melepaskan hak-hak nuklirnya yang damai,” kata Pezeshkian, dikutip Holopis.com, Senin (12/5).
Pezeshkian menegaskan kembali pendirian Teheran bahwa program nuklirnya adalah untuk tujuan sipil. Dia juga merujuk pada dekret keagamaan dari Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei yang melarang pengembangan senjata nuklir.
Sebagai informasi Sobat Holopis, perundingan di Muscat, yang difasilitasi oleh Oman, menandai upaya terbaru untuk menyelamatkan Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (Joint Comprehensive Plan of Action/JCPOA). AS secara sepihak menarik diri dari perjanjian tersebut pada 2018 di bawah masa jabatan pertama Presiden AS Donald Trump, yang mendorong Iran untuk mengendurkan kepatuhan terhadap komitmen nuklirnya secara bertahap.
Setelah perundingan putaran keempat di ibu kota Oman tersebut, Araghchi menyampaikan kepada IRIB TV kelolaan pemerintah Iran bahwa perundingan telah bergeser dari topik-topik umum ke proposal-proposal yang lebih spesifik. Dia menggambarkan pembicaraan tersebut menunjukkan kemajuan.
Namun demikian, dia mengakui kompleksitas masalah yang kian besar. Kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan perundingan.
Perundingan putaran terbaru tersebut, yang berlangsung sekitar tiga jam, diadakan setelah sesi-sesi sebelumnya yang digelar di Muscat pada 12 dan 26 April, serta di Roma pada 19 April.
Menjelang perundingan Muscat, Utusan Khusus AS Steve Witkoff mengulangi tuntutan agar Iran membongkar program nuklirnya secara menyeluruh, termasuk fasilitas-fasilitas di Natanz, Fordow, dan Isfahan. Para pejabat AS, termasuk Menlu AS Marco Rubio, menyarankan agar Iran mengimpor uranium yang diperkaya.
Pezeshkian menekankan bahwa aktivitas nuklir Iran sangat penting untuk tujuan damai seperti radiofarmasi, perawatan kesehatan, pertanian, dan industri.
“Kami serius dalam negosiasi dan pengupayaan kesepakatan. Kami mengadakan perundingan karena kami menginginkan perdamaian,” ujar Pezeshkian.



