yandex
Senin, 6 Januari 2025

Menlu AS Akan ke Korea Selatan, Bantu Selesaikan Krisis

JAKARTA – Kondisi politik Korea Selatan semakin memanas, hingga menarik Amerika Serikat turut ikut campur. Kali ini, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken akan mengunjungi Korea Selatan untuk membahas kondisi politik yang tidak stabil saat ini.

Seperti diketahui, kondisi Korea Selatan saat ini memang sedang terperosok dalam kekacauan politik, karena Presiden Yoon Suk Yeol yang dimakzulkan dan menolak untuk ditangkap.

Antony Blinken dijadwalkan akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Tae Yul untuk mebahas aliansi antara Korea Selatan dan Amerika Serikat.

“Mereka diperkirakan akan membahas aliansi Korea Selatan-AS, kerja sama Korea Selatan-AS-Jepang, permasalahan Korea Utara, serta tantangan regional dan global,” demikian pernyataan resmi dari Kementerian tersebut, dikutip Holopis.com, Sabtu (4/1).

Meskipun tidak mengatakan secara blak-blakan bahwa Antony Blinken dijadwalkan ke Korea Selatan setelah terjadi kekacauan politik, namun Departemen Luar Negeri hanya mengatakan bahwa Antony Blinken akan membahas cara dua negara untuk membangun kerja sama dalam menghadapi tantangan.

Yoon Suk Yeol Menolak untuk Ditangkap

Seperti diberitakan Holopis.com sebelumnya, penyelidik dari Kantor Investigasi Korupsi (CIO) mengeluarkan surat perintah untuk menahan Yoon Suk Yeol agar diinterogasi berkaitan dengan kontroversi deklarasi darurat militer yang ia lakukan.

Namun saat memasuki kediaman Yoon Suk Yeol untuk menangkapnya, para penyelidik terpaksa harus mundur karena khawatir dengan keselamatan mereka sendiri.

“Ini sangat mengkhawatirkan, karena terjadi perselisihan antara berbagai cabang pemerintahan,” demikian disampaikan oleh Profesor Studi Korea di Universitas Oslo.

Awalnya, majelis Hakim memberikan izin kepada mereka untuk memasuki rumah Yoon Suk Yeol, yang termasuk fasilitas sensitif. Namun ketika penyidik masuk, Dinas Keamanan Presiden (PSS) sudah memasang barikade menggunakan minibus dan mobil agar penyidik tidak bisa memasuki rumah Yoon Suk Yeol.

Meskipun tidak menumpahkan darah, tetapi ketegangan dan penghadangan yang terjadi dikhawatirkan tidak menutup kemungkinan adanya pertumpahan darah.

Sekedar mengingatkan kembali Sobat Holopis, Presiden Yoon Suk Yeol awalnya diprotes banyak orang karena melakukan penerapan darurat, kemudian tiba-tiba membatalkannya hanya dalam waktu beberapa jam.

Presiden Yoon Suk Yeol langsung membatalkan penerapan darurat militer setelah baru saja mengumumkan bahwa negara tersebut dalam darurat militer untuk pertama kalinya setelah 50 tahun.

Keputusan mendadak Yoon Suk Yeol yang mengejutkan diumumkan pada pukul 23.00 malam waktu setempat. Ia menyebutkan adanya kekuatan anti negara serta ancaman dari musuh bebuyutan mereka, Korea Utara.

Tetapi tak lama kemudian, hanya dalam jarak waktu 6 jam, Yoon Suk Yeol tiba-tiba mencabut keputusan darurat militer tersebut.

Yoon Sook Yeo tiba-tiba membatalkan keputusannya setelah para anggota parlemen menentang deklarasi tersebut. Ia pun langsung menarik kembali pasukan militer yang sudah dikerakan.

Kondisi ini langsung mengundang kekacauan di antara masyarakat. Ada yang mengkritik dan menilai Presiden Yoon tidak tegas, ada pula kekhawatiran terkait terjadinya kudeta.

Sebagai informasi Sobat Holopis, terakhir kali Korea Selatan melakukan darurat militer adalah pada tahun 1979 setelah diktator militer Park Chung Hee terbunuh dalam kudeta. Kemudian darurat militer tak lagi dilakukan setelah demokrasi Korea Selatan pada tahun 1987.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

BERITA TERBARU

Viral