HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhammad Anwar Iskandar mendukung gagasan Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita. Oleh sebab itu, pihaknya mendorong agar pemerintahan Prabowo memprioritaskan pembangunan dari kalangan paling bawah.
“MUI mendorong kepada Presiden Prabowo Subianto untuk memprioritaskan pembangunan dari desa, dan dari bawah,” kata Kiai Anwar Iskandar dalam dokumen Taujihat Mukernas IV MUI Tahun 2024 dengan tema Pesan MUI untuk Para Pimpinan Nasional dan Kepala Daerah yang dirilis pada hari Kamis, 19 Desember 2024.
Alasan MUI ingin pemerintahan Presiden Prabowo Subianto membangun dari desa, karena ia ingin pemerataan kesejahteraan dengan pemberantasan kemiskinan dimulai dari akar rumput paling bawah.
BACA JUGA
- Trisula Program Prioritas Prabowo jadi ‘Jurus’ Mengentaskan Kemiskinan dan Pemerataan Pembangunan
- Irwasum Apresiasi SPPG MBG di Polda Kalteng : Ini Langkah Konkret Dukung Asta Cita Presiden
- Prabowo Bakal Entaskan Kemiskinan Lewat Peluncuran 3 Program Utama
- Usai KTT BRICS 2025, Presiden Prabowo Langsung Terbang ke Brasilia untuk Bertemu Presiden Lula
- Ini Isi Lengkap Surat Trump ke Prabowo Terkait Tarif 32%
Ditambah lagi, KH Anwar Iskandar pun mengingatkan materi pidato Prabowo Subianto saat dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia pada 21 Oktober 2024 lalu tentang hakikat bangsa merdeka.
“Untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan, yang saat ini mencapai 25,22 juta orang atau 9,03% bedasarkan data BPS 2024,” tuturnya.
Di sisi lain, KH Anwar Iskandar juga menyampaikan harapannya agar Presiden Prabowo Subianto komitmen melanjutkan program pemerintahan sebelumnya, yakni memperkuat ekonomi berbasis syariah di Indonesia.
“MUI siap bekerja sama dalam mewujudkan Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah melalui penguatan lembaga keuangan syariah, memperluas ekosistem usaha syariah, pendidikan dan penelitian,” terang Anwar Iskandar.
Alasannya, karena MUI ingin Indonesia melaksanakan ekonomi religius yang berpondasi pada ekonomi pancasila. Sehingga terwujud ekonomi yang lebih religius, menunjung tinggi sisi kemanusiaan, senantiasa berpihak pada kepentingan nasional, rakyat dan keadilan sosial.
