JAKARTA – Wakil ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menyebut bahwa Ivan Sugianto bukan bos besar dan pengusaha kaya di Surabaya. Ia menyebut bahwa Ivan sebenarnya adalah penjual jasa perbaikan HP milik anggota polisi di Polrestabes Surabaya.
“Katanya dia orang kaya, pengusaha besar. Kira-kira benar nggak?. Tau nggak, dia hanya sebagai jasa perbaikan handphone yang aktivitasnya di Polresta Surabaya,” kata Sahroni dalam sebuah video yang beredar dan dikutip kembali oleh Holopis.com, Senin (18/11).
Dalam sebuah talkshow di hall dan dihadiri ratusan orang tersebut, Sahroni mengatakan bahwa Ivan akan datang ke Polrestabes Surabaya jika ada ponsel anggota Polrestabes Surabaya yang rusak.
“Jadi kalau orang petugas polisi itu handphone-nya rusak dia yang memperbaiki. Makanya ada foto beredar dia duduk di ruangan Kapolres,” ujarnya.
Karena aktivitasnya sebagai tukang service dan reparasi ponsel di lingkungan Polrestabes Surabaya itu, Sahroni menyebut jika Ivan akhirnya banyak kenal dengan berbagai aktivitas di lingkungan Polrestabes Surabaya.
“Jadi gara-gara jasa perbaikan handpohone itu dia kenal dengan segala aktivitas yang ada di dalamnya (Polrestabes Surabaya). Jadilah isu itu markus, yang backup judi online, pinjol. Jadi itu isu berkembang dan Ivan dianggap pengusaha besar,” ucapnya.
Namun belakang ada statemen Ketua PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan) Ivan Yustiavandana membenarkan bahwa pihaknya telah memblokir sejumlah nomor rekening atas kasus dugaan judi online. Salah satu nomor rekening yang diblokir adalah milik Ivan Sugianto, tersangka kasus bullying di SMA Gloria 2 Surabaya yang kini ditahan di Mapolrestabes Surabaya.
“(Rekening) dia juga kami blokir,” kata Ivan, Kamis (14/11).
Pemblokiran nomor rekening ayah Excel Matthew tersebut karena kaitan dengan Valhalla Spectaclub yang ada di Surabaya. Selain itu, ada juga kaitan beberapa kasus yang saat ini belum dapat PPATK ungkapkan.
“Ada kaitan beberapa kasus, semua masih dalam proses analisis,” ujarnya.