HOLOPIS.COM, JAKARTA – Tidak selamanya kecanduan akan berdampak negative, inilah yang coba dobuktikan oleh penulis Meira Anstasya. Meira menulis sekaligus mensutradai film terbarunya berjudul ‘Cinta Tak Seindah Drama Korea’ (CTSDK) lantaran kecanduan untuk menonton drama korea (drakor).

Film CTSDK sekaligus menandai debut Meira yang ia sutradarai sendiri. Sebelumnya, Meira hanya beperan sebagai ko-sutradara bersama sang suami, Ernest Prakasa di antaranya di film ‘Cek Toko Sebelah 2’. Film ini juga sekaligus menandai pertama kalinya Imajinari bekerja sama dengan penulis dan sutradara perempuan untuk film mereka.

Dalam film debutnya ini, Meira mengatakan cerita yang ia tulis juga tidak jauh-jauh dari kisah-kisah familiar yang ditemui si dalam drakor. Salah satunya drakor kata diua terkenall dengan kisah cinta segitiganya yang romantisnya yang bikin meleyot. 

“Dari sudut pandang perempuan, terkadang ketika menonton drakor itu juga ada seperti perasaan yang menggemaskan, yang bikin halu. Perasaan-perasaan itu yang nantinya akan muncul ketika menonton film ‘Cinta Tak Seindah Drama Korea’, bikin meleyot,” ujar Meira di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, (17/10). 

Meira mengatakan, para pencinta drama Korea (drakor) tentu sudah tak asin dengan kisah cinta segitiga. Di film ini, Meira, yang juga menggemari drakor dimulai ketika sejak pandemi dan turut menginspirasinya untuk menulis film ini. Wanita berambut pendek tersebut ingin menyebarkan kehaluan untuk menghayal bersama tentang pasangan idaman seperti yang ada di drama Korea.

“Penonton drakor tentu familiar disuguhkan dengan tema cinta segitiga seperti yang dialami Dhea, Bimo, dan Julian. Namun, salah satu keinginan saya di film ini juga ingin memberikan sentuhan drakor versi Indonesia,” katanya. 

Film CTSDK diceritakan Meira, akan mengikuti kisah Dhea yang mendapat kejutan manis dari pacarnya, Bimo yakni sebuah perjalanan ke Seoul bersama dengan dua sahabatnya Kikan dan Tara. Di Korea ketiganya bersenang-senang menimati liburan mereka, sampaia akhirnya Dhea secara tidak sengaja bertemu kembali dengan mantan semasa SMA-nya, Julian yang belum bisa Dhea lupakan.

“Dari ketiganya, kita juga bisa belajar, bahwa masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Tidak ada yang perfek. Tapi bagaimana caranya untuk mencari yang paling kompatibel dengan kita,” imbuhnya.