HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pendiri Haidar Alwi Institute, R Haidar Alwi ikut angkat bicara terkait insiden serangan ransomware Brain Chipper LockBit 3.0 terhadap Pusat Data Nasional (PDN) Sementara yang terjadi baru-baru ini.
Atas hal itu, ia mengatakan bahwa pihak-pihak yang paling bertanggungjawab atas serangan siber yang membuat terganggunya sejumlah layanan publik terganggu itu harus mundur atau dimundurkan dari jabatannya.
Adapun menurutnya, pihak yang paling bertanggungjawab terhadap jebolnya pusat data nasional itu adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
“Menteri Kominfo dan Kepala BSSN harus legowo mundur dari jabatannya atau dimundurkan oleh Presiden,” kata Haidar Alwi dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com, Jumat (28/6).
Menurut Haidar, mundur atau dimundurkan oleh Presiden merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban kepada publik atas kegagalan menjalankan amanat yang diemban oleh mereka, dengan tetap melakukan evaluasi dan perbaikan untuk ke depannya.
Dia menuturkan, ketegasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menindaklanjuti permasalahan ini sangat dibutuhkan, guna menjaga kepercayaan publik agar tidak anjlok lebih dalam lagi.
“Desakan publik semakin kuat dan mereka menantikan ketegasan itu,” ungkapnya.
Haidar lantas menegaskan, serangan yang terjadi di PDN sangatlah penting untuk diperhatikan dengan betul. Sebab hal ini tidak hanya menyebabkan kerugian negara dan mengganggu pelayanan publik, tapi juga telah mengancam pertahanan dan keamanan negara.
“Ada atau tidaknya data yang bocor, peretasan terhadap PDN telah mengancam pertahanan dan keamanan negara. Segala sesuatu yang menyangkut pertahanan dan keamanan negara tidak bisa ditolerir,” pungkasnya.