HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Dewan Eksekutif Nasional Rampai Nusantara, Mardiansyah memberikan kepercayaan penuh kepada Polri, bahwa institusi penegak hukum tersebut bisa menjaga keamanan dan ketertiban dalam Pilkada 2024.
Apalagi berkaca pada kesuksesan pengamanan Pilpres 2024 yang lalu, bahwa secara umum kinerja Polri khususnya memiliki kinerja yang sangat baik dan cenderung sukses.
“Ya Polri kan tentu dengan tugas dan fungsinya dia akan terus berupaya untuk menjaga situasi kondusivitas dan lain sebagainya,” kata Mardiansyah di kantornya di kawasan Cipinang Indah, Jakarta Timur, Rabu (26/6) seperti dikutip Holopis.com.
Dalam perspektifnya, Mardiansyah memandang bahwa tensi sosial politik di Pilkada 2024 khususnya di DKI Jakarta tak akan sekeras Pilkada 2017. Yang mana pertarungan antara Anies vs Ahok sampai memicu sentimen SARA yang cukup kuat.
“Nah bicara Pilkada 2024 gitu, mungkin daya tekannya tidak sehebat 2017 lalu gitu ya,” ujarnya.
Namun ia memberikan penekanan bahwa jangan sampai kontestasi politik dibumbui dengan sentimen rasial yang berpotensi memicu polarisasi besar di kalangan masyarakat. Pembelahan semacam itu cenderung sulit sekali disembuhkan, bahkan residu Pilkada 2017 pun dinilai Mardiansyah masih dirasakan sampai dengan saat ini.
“Rampai Nusantara sikapnya tuh jelas, kami tidak akan mau mendukung siapa pun yang kita anggap itu merusak nilai-nilai dalam berpolitik, kita tidak akan mendukung siapa pun Yang merusak nilai-nilai di tengah masyarakat, karena lukanya panjang bro, panjang sekali itu lukanya,” tegasnya.
Setop Politisasi Identitas
Dalam kesempatan itu, Mardiansyah menyatakan bahwa polarisasi yang besar di kancah nasional yang pernah terjadi belakang ini adalah residu dari Pilkada 2017. Di mana sentimen rasial sangat kencang sekali.
“Yang membuat panas Pilkada 2017 lalu karena memang ada pasangan yang menggunakan politik identitas, ini yang akhirnya membelah nilai-nilai,” kata Mardiansyah.
Sebagai aktivis reformasi, Mardiansyah menegaskan bahwa dirinya sangat menentang gerakan apa pun yang merusak nilai-nilai sosial masyarakat yang sudah terbangun.
“Kita ini kan yang punya jiwanya aktivis ya itu selalu menyayangkan siapa pun dalam kontestasi politik itu menggunakan hal-hal yang bisa mencabik-cabik nilai-nilai. Lukanya panjang bro, 2017 yang lalu itu lukanya sampai sekarang dalamnya,” terangnya.
Oleh sebab itu, Mardiansyah mengingatkan bahwa siapa pun jangan lagi coba-coba melakukan politisasi identitas dalam kontestasi Pilkada 2024. Jika ingin mendapatkan suara dalam kontestasi pemilu elektoral, sebaiknya menggunakan cara-cara yang lebih sehat dan dewasa.
“Jadi saya hanya mengimbau kepada para elit yang mau ikut Pilkada di mana pun yang berada, jangan gunakan agama, jangan gunakan politik identitas karena itu bisa merusak nilai-nilai,” tuturnya.
“Kalau memang dia ingin mendapatkan kepercayaan publik, lakukanlah yang terbaik dengan tidak mengadu domba, dengan tidak mengedepankan politik identitas dan lain sebagainya. Yang ini menurut saya Pilkada DKI itu Pilkada yang saya anggap termasuk di 2017 itu termasuk Pilkada yang tidak baik,” tegasnya.
“Mbok ya lakukanlah pertarungan itu dengan pertarungan yang lebih sehat lah,” pungkas Mardiansyah.