HOLOPIS.COM, JAKARTA – KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) diam-diam sedang mengusut dugaan skandal investasi PT Telkomsel kepada marger PT Gojek-Tokopedia (GoTo). Pengusutan dugaan itu berangkat atas laporan sejumlah pihak ke lembaga antikorupsi.
Laporan dugaan tersebut diakui Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur. Namun, Asep belum mengetahui lebih lanjut perkembangan atas laporan tersebut. Asep hanya menyebut akan menanyakan perkembangan atas laporan itu kepada Direktorat Penyelidikan KPK.
“GoTo sampai saat ini nanti ditanyakan ke lidik,” ungkap Asep di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, seperti dikutip Holopis.com, Senin (13/5).
Tercatat ada dua pihak yang melaporkan dugaan itu ke KPK beberapa waktu lalu. Yakni, Forum Masyarakat Anti Korupsi (Formastiko) dan LQ Indonesia Lawfirm yang mewakili LSM Konsumen Cerdas Hukum (LSM KCH).
Pada intinya mereka menduga pembelian saham GoTo oleh salah satu BUMN PT Telkom amis rasuah serta diduga kuat merugikan keuangan negara.
Humas LQ Indonesia Lawfirm, Bambang Hartono mengatakan, laporan ke KPK didasari oleh sejumlah bukti-bukti. Diterangkan Bambang, dalam transaksi pada tanggal 16 November 2020, Telkomsel membuat perjanjian dengan PT AKAB (GoTo) untuk investasi dalam bentuk obligasi konversi atau convertible bond (CB) tanpa bunga sebesar 150 juta dolar AS, atau setara Rp 2,1 triliun dengan tenggat jatuh tempo pada 16 November 2023.
Kemudian, Telkomsel pada tanggal 18 Mei 2021 kembali membeli saham GoTo senilai 150 juta dolar AS (Rp 2,1 triliun) yang dikonversi menjadi 29.708 lembar saham. Kemudian melakukan opsi beli lagi senilai 300 juta dolar AS (Rp 4,2 triliun). Sehingga, Telkomsel telah membeli saham GoTo sebanyak 89.125 lembar senilai Rp 6,3 triliun, di mana harga per lembar saham Rp 70 juta atau 5.045 dolar AS.
Selain transaksi di atas, kata Bambang, PT AKAB pada tanggal 29 Oktober 2021 melakukan perubahan Akta No 128. Terdapat perubahan status Garibaldi Thohir yang menjadi komisaris utama sekaligus pemegang saham Seri D GoTo sebanyak 1.054.287.487 lembar pada harga nominal Rp 1 per lembar saham.
Maret 2022, GoTo secara resmi mengumumkan IPO dengan harga penawaran Rp 316 hingga Rp 346 per lembar.
“Sekarang harga GoTo per lembar Rp 125 per tanggal 17 Februari 2023,” ujar Bambang dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu.
Dari kronologi tersebut, kata Bambang, dapat disimpulkan bahwa terdapat kerugian negara. Pertama, transaksi obligasi selama 3 tahun tanpa bunga yang diberikan oleh Telkomsel senilai Rp 2,1 triliun sangat janggal.
Dikatakan Bambang, transaksi pembelian saham GoTo Rp 6,3 triliun ketika IPO berkisar Rp 316 hingga Rp 346 per lembar.
“Sekarang harganya hanya RP 125 per lembar, maka kerugian harga pasar sekitar 60 persen dari modal Rp 6,2 triliun yaitu senilai Rp 3,2 triliun. Anehnya ketika negara dirugikan, malah Garibaldi Thohir dijadikan komisaris utama dan mendapatkan 1 miliar lembar saham GoTo. Di sinilah kami adukan dugaan tindak pidana korupsi agar diusut tuntas,” tegas Bambang.
Terpisah, Koordinator Formastiko, Usman Abdul Fakih dalam keterangan resminya juga menyampaikan hal yang tak jauh berbeda. Dikatakan Usman, pihaknya menduga adanya praktik kotor dalam investasi tersebut yang berpotensi merugikan keuangan negara dengan nominal sangat fantastis. Padahal setiap aksi korporasi BUMN pada emiten tertentu harus didasarkan pada pertimbangan bisnis dan dampak sosial yang luas dan bisa dipertanggungjawabkan secara akuntabel.
Alih-alih untung, tercatat saham GoTo turun seperti terjadi pada tahun 2022 GoTo membukukan rugi bersih Rp 40,5 triliun. Di tahun 2023, GoTo membukukan rugi bersih Rp 90,39 triliun, dengan harga saham yang hanya Rp 125 per lembar.
“Sudah barang tentu jika BUMN itu melakukan investasi dan kajiannya harus selesai membawa dampak bagi orang banyak,” tegas Usman beberapa waktu lalu.