Tweet Lama Anies Diungkit : Suksesnya Demokrasi Ketika yang Kalah Terima Kekalahan

HOLOPIS.COM, JAKARTA – PartaiSocmed mengungkit kembali tweet lama Anies Rasyid Baswedan pada tahun 2014, di mana saat itu ia merupakan juru kampanye Jokowi-JK dalam Pilpres 2014.

“Sukses-nya demokrasi itu ditentukan bukan oleh pemenang tp oleh kemauan pihak2 yg kalah utk menerima kekalahan. (Twit Lama: 4 Juli 2013),” tulis Anies di Twitter pribadinya @aniesbaswedan, 23 Juli 2014 seperti dikutip Holopis.com hari ini.

Dengan situasi saat ini di mana Anies menentang hasil Pilpres 2024 karena suaranya kalah jauh dengan paslon nomor urut 02, Prabowo Gibran membuat PartaiSocmed menyebut bahwa mantan rektor Universitas Paramadina Jakarta tersebut sebagai sosok pecundang.

“Sepakat 100%. Anies Baswedan pecundang yg menjilat ludahnya sendiri,” tulis @PartaiSocmed.

Ditambah lagi, saat Anies melakukan diskusi tentang quick count sebagai sample dari hasil pemungutan suara. Suami Fery Farhati tersebut pernah meminta kepada siapa pun yang tidak percaya dengan sample, agar tidak perlu lagi percaya dengan proses laborat kesehatan.

Sebab, quick count adalah bagian dari sample untuk mengukur tentang peluang perolehan suara dalam proses demokrasi. Hal ini juga konsepnya sama dengan laboratorium, di mana seseorang dilakukan pemeriksaan kesehatan dengan pengambilan sample darah.

“Kalau tidak percaya dengan sample, jangan periksa darah lagi di lab. Karena laboratorium itu kalau periksa hanya satu tetes darah,” ucap Anies kala itu.

Sekadar diketahi Sobat Holopis, bahwa Anies Baswedan menjadi salah satu peserta Pilpres 2024. Ia diusung Partai NasDem untuk menjadi Capres, lalu disusul oleh PKS, hingga PKB karena Muhaimin Iskandar alias Cak Imin didapuk sebagai Cawapres menggantikan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) yang sebelumnya pun sempat diminta Anies untuk menjadi Cawapresnya.

Saat ini, proses pemungutan suara Pilpres sudah rampung dilakukan. Hasilnya rekapitulasi suara nasional untuk Pilpres 2024 berdasarkan pengumuman KPU pada hari Rabu, 20 Maret 2024 lalu, suara Prabowo-Gibran unggul di 96.214.691 suara.

Sementara Anies-Imin mendapat 40.971.906 suara. Dan untuk Ganjar-Mahfud hanya mendapat 27.040.878 suara.

Tak Mau Akui Kekalahan

Tak seperti ucapannya di tahun 2014 lalu, Anies kali ini berbeda sikap saat mengetahui suaranya tak lebih besar dari Prabowo Gibran. Bahkan ketika muncul data berbagai lembaga survei yang melakukan proses quick count, Anies tidak mau mengakuinya.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

Presiden Republik Indonesia

BERITA TERBARU

Viral