HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pegiat media sosial Zulfery Yusal Koto menilai banyak pihak yang tak paham dengan ucapan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), tentang pidatonya di acara buka puasa bersama DPP Partai Demokrat.
“Kenapa beberapa orang salah paham dengan hal sederhana yang mudah dipahami secara realitas politik saat ini. Apa karena hanya baca judul, tak baca isi berita,” ucap pria yang karib disapa Ferry Koto tersebut dalam keterangannya seperti dikutip Holopis.com, Minggu (24/3).
Ia menilai bahwa apa yang disampaikan AHY memang sesuai faktual, bahwa memang timnas AMIN sudah melakukan gerilya politik pasca melihat hasil quick count, apalagi dengan melihat rekapitulasi suara (real count) dari KPU yang menunjukkan persentase suara Anies-Imin dalam Pilpres 2024 di luar harapan mereka.
“Benar yang disampaikan AHY, jika kita amati kubu 01, pasca pencoblosan yang hasilnya sudah diprediksi lewat QC, terlihat Parpol di kubu 01 sudah mulai gerilya ke sana kemari,” ujarnya.
“Awam mungkin tidak tahu, tapi di elit parpol nampaknya sudah semua tahu. NasDem, setidaknya. PKB dengan gerilya diam-diamnya, sementara elit PKS dengan kode-kodenya,” sambung Ferry.
Ditambah lagi, saat hari pengumuman hasil rekapitulasi suara nasional oleh KPU pada hari Rabu, 20 Maret 2024, Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh menyampaikan konferensi pers, bahwa pihaknya menerima hasil Pemilu yang diumumkan KPU tersebut. Sekaligus menyampaikan ucapan selamat kepada Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang dalam Pilpres 2024.
“Apalagi sejak NasDem dengan tegas menerima hasil Pilpres dan memberi selamat ke Prabowo-Gibran. Pun, PKS tak berbeda dengan NasDem, menerima hasil Pilpres walau dengan tetap jaga perasaan Anies,” ucapnya.
Maka dari itu, ia sepakat dengan AHY yang merasa bahwa langkah politik Demokrat yang bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) usai merasa dikhianati oleh Anies Baswedan yang tiba-tiba menggandeng Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai Cawapres di Pilpres 2024, adalah keputusan yang sangat tepat.
“Pilihan Demokrat bergabung dengan KIM sudah sangat tepat. Saat PKB pindah ke tempat baru (tempat lama bagi Demokrat), meninggalkan tempat lama (tempat baru bagi Demokrat) dan dapat ganjaran posisi Cawapres bagi Gus Imin, maka koalisi 01 betul-betul buruk bagi Demokrat,” tandasnya.
Alasan mengapa dirinya juga sepakat dengan perspektif AHY bahwa pilihan mereka tepat untuk bergabung dengan KIM, karena ada coattail effect yang bisa berdampak kurang menguntungkan bagi partai berlambang mersi tersebut.
“Sejak Gus Imin jadi cawapres kubu 01, maka coattail effect tak akan bersisa sedikitpun untuk Demokrat. Suara nasionalis dan fans Abah akan banyak disedot NasDem sebagai pengusung utama Anies, yang kanan mepet kita sudah tahulah ke PKS,” papar Ferry.
“Sementara kalangan nahdliyin (NU) dan Islam moderat tentu akan PKB. Apalagi dengan Gus Imin sebagai Cawapresnya betul-betul sebuah nilai yang berharga untuk menarik warga NU dan kelompok Islam lainnya,” lanjutnya.