HOLOPIS.COM, JAKARTA – Calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD menuduh bahwa pemerintahan Presiden Jokowi (Joko Widodo) telah melakukan intervensi ke sejumlah perguruan tinggi.
Dalam unggahan di media sosial X milik pribadinya, Mahfud MD mengklaim bahwa gerakan tersebut timbul setelah adanya sejumlah universitas membuat petisi.
“Setelah sahut-sahutan puluhan perguruan tinggi mengeluarkan petisi krn pelanggaran etik dan ketidaknetralan aparat pemerintah dalam berdemokrasi (pemilu), muncul gerakan,” ucap Mahfud dalam cuitannya seperti dikutip Holopis.com, Rabu (7/2).
Mahfud yang sudah mengundurkan diri dari kursi Menko Polhukam justru beberapa hari sebelum Pemilu itu menuduh bahwa bberapa rektor di perguruan tinggi lain didekati agar membuat statement dengan beberapa ada yang langsung direkam oleh petugas.
“Isinya mengapresiasi kepemimpinan Pak Jokowi seperti dalam menangani covid-19; Pemilu 2024 berjalan baik; Sekelompok orang tak bisa memaksakan kehendak kepada rakyat,” klaimnya.
Tak hanya itu, Mahfud yang pernah gagal menjadi cawapres Jokowi pada Pemilu 2019 itu juga menuduh ada rektor-rektor yang langsung diminta membuat video dengan menggunakan template text yang sudah disiapkan lalu diviralkan.
“Ada juga rektor yang tak mau melakukannya dan menolak terang-terangan,” klaimnya.
Mahfud kemudian menuduh bahwa paksaan membuat pernyataan berupa petisi itu kurang sehat bagi demokrasi.
“Menurut saya itu kurang sehat membuat tandingan-tandingan itu memecah belah masyarakat. Memecah belah kampus juga, oleh sebab itu kebebasan akademik kebebasan mimbar akademik itu harus dihormati karena seotoriter zaman Soeharto pun kebebasan mimbar akademik itu masih relatif cukup didengarkan dan masih berwibawa,” kata Mahfud.