HOLOPIS.COM, JAKARTA – Mahfud MD mengklaim bahwa dirinya pernah menangani dugaan tindak pidana korupsi di Laut Natuna Utara atau Laut China Selatan.
Dalam salah satu kegiatan kampanyenya di Jawa Timur, Mahfud kemudian mengatakan penanganan korupsi di daerah tersebut tidak pernah terkelola dengan baik.
“Di utara sana, Laut China Selatan atau Natuna Utara, laut kita itu selalu dimasuki kapal asing dan kita kadangkala diam saja karena di situ ada permainan, korupsi,” kata Mahfud dalam keterangannya pada Jumat (12/1) seperti dikutip Holopis.com.
Bahkan, Mahfud mengklaim bahwa dirinya menerima intervensi dari salah seorang pejabat yang tidak mau disebutkan namanya ketika pihaknua pernah menangkap dua kapal asing dari Iran yang menyelundupkan bahan bakar minyak (BBM) secara ilegal dan menjualnya di tengah Laut Natuna Utara.
“Lalu ada pejabat yang bilang, ‘wah itu enggak apa-apa, enggak boleh berlaku hukum Indonesia, berlaku Protokol Kyoto, dikembalikan saja lalu didenda Rp1 miliar’. Enggak bisa saya bilang, tangkap, dihukum,” umbarnya.
Padahal pada saat itu, dirinya pernah mengirimkan lebih dari seratus kapal dari Jawa Tengah ke Laut Natuna Utara untuk mendapatkan BBM subsidi.
“Kapal saya sudah sampai di sana (Laut Natuna Utara), enggak kebagian, enggak kebagian minyak subsidi. Dicuri oleh aparat, dijual di tengah jalan. Nah yang begini nih dijual di tengah laut, dititipkan ke pom bensin, ‘tolong nih dijualkan’,” ungkapnya.
Sebab itu, lanjut Mahfud, seratus kapal yang dia kirimkan meminta untuk pulang kembali ke Jawa Tengah.
“Sehingga kapal-kapal dari Jawa Tengah, ‘minta pulang, Pak, kami enggak dapat membeli minyak subsidi. Kami malahan rugi di sini’. Nah ini karena korupsi nih,” kata Mahfud.
Selain itu, ada juga penyelundupan BBM ilegal membuat truk pengangkut barang antarprovinsi dari Sumatera ke Jawa tertahan karena ketiadaan BBM subsidi sehingga menyebabkan keterlambatan.
“Sesudah dicek minyak subsidinya ke mana saja enggak ada yang dapat. Itu siapa? Itu aparat yang di tengah jalan bekerja sama dengan mafia-mafia lokal,” tukasnya.