HOLOPIS.COM, JAKARTA – Sandiaga Uno menegaskan bahwa format debat calon presiden ketiga yang telah berlangsung Minggu (7/1) seharusnya bisa mempersatukan sesama pasangan calon.
Ketua Bappilu PPP itu pun secara tidak langsung setuju dengan Presiden Jokowi ketika menilai isi debat tidak edukatif dan hanya berisi serangan personal terhadap pasangan calon lainnya.
“Demokrasi kita itu dibangun berdasarkan sebuah semangat yang mempersatukan kita. Dan kita boleh berbeda pilihan, tapi tidak pernah kita saling menjatuhkan atau punya ide untuk memecah belah,” kata Sandiaga dalam keterangannya, Selasa (9/1) seperti dikutip Holopis.com.
Menparekraf itu juga berharap agar KPU bisa melakukan penyesuaian aturan serta format debat yang bisa disamakan dengan sebuah sarasehan.
“Format-format sarasehan, format-format duduk di tengah-tengah masyarakat ini mungkin format yang jauh lebih barokah dibandingkan dengan format riuh rendah dengan saling memojokkan dan saling menyerang,” ucapnya.
Pasalnya, sejak dirinya mengikuti debat Pilpres serta debat Pilgub DKI, dirinya kerap merasakan gangguan dari para pendukung.
“Saya lebih setuju pola sarasehan duduk lesehan di tengah-tengah masyarakat yang ingin mendapatkan pendalaman mengenai gagasan, nah itu yang saya sudah usulkan di 2019,” ujar Sandiaga.
“Jadi menurut saya pola pola yang lebih saling menghormati, yang memberikan ruang dan kita mendalami gagasan kita,” sambungnya.
Ia menginginkan format debat tak dibatasi seperti saat ini, ia mengusulkan masyarakat luas dilibatkan dalam pembahasan tentang gagasan dan visi-misi.
“Jika format debat itu mau ditampilkan alangkah baiknya bukan dalam bentuk format yang seperti sekarang tapi justru ada di dalam format public lecture atau studium generale di mana yang hadir itu bukan masyarakat luas tapi masyarakat yang memang spesifik ingin menguasai dari topik-topik yang diperdebatkan,” tuturnya.