HOLOPIS.COM, JAKARTA – Setiap tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Juang Kartika TNI AD (Angkatan Darat), sebagai sebuah cerita tersendiri dalam sejarah di Indonesia.
Lalu bagaimana mana sejarah peringatan tersebut dimulai. Peringatan Hari Juang Kartika TNI AD ini berawal dari sebuah peristiwa yang terjadi di Kota Ambarawa yang dikenal dengan Palagan Ambarawa.
Palagan Ambarawa adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat terhadap tentara sekutu yang yang terjadi di Ambarawa, sebelah selatan Semarang, Jawa Tengah. Perlawanan rakyat yang berlangsung pada 12 – 15 Desember 1945 ini, dikenal juga dengan pertempuran Ambarawa.
Peristiwa itu bermula ketika tentara sekutu yang seharusnya hanya bertindak melucuti tentara Jepang di Indonesia yang telah mengalami kekalahan dalam Perang Pasifik. Namun kenyataannya, membantu Belanda untuk kembali menduduki wilayah Indonesia.
Taktik Supit Urang pun terbukti ampuh, dalam waktu setengah jam tentara sekutu yang ada di dalam kota berhasil dikepung pasukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat).
Bahkan, pada tanggal 11 Desember 1945 mereka berani mengibarkan benderanya di Kota Ambarawa. Sontak, hal tersebut membuat rakyat Indonesia marah. Akhirnya Kolonel Soedirman mengadakan rapat dengan para Komandan Sektor TKR dan Laskar.
Tepat ada tanggal 12 Desember 1945 jam 04.30 WIB pagi serangan mulai dilakukan, dimulai dengan tembakan mitraliur kemudian disusul oleh penembak-penembak karaben.
Strategi perang pun mulai dilancarkan, dengan taktik Supit Urang, yaitu sebuah strategi dengan melakukan pengepungan rangkap dari kedua sisi sehingga musuh benar-benar terkurung.
Taktik Supit Urang pun terbukti ampuh, dalam waktu setengah jam tentara sekutu yang ada di dalam kota berhasil dikepung pasukan TKR. Akibat serangan dengan taktik ini membuat pasukan sekutu benar-benar tekurung. Sebab, suplasi dan komunikasi dengan pasukan induk yang berada di Semarang menjadi terputus.
Pertempuran tersebut berakhir pada 15 Desember 1945, dan Indonesia berhasil merebut kembali Ambarawa dengan memukul mundur tentara sekutu ke Semarang.
Kemenangan palagan Ambarawa ini memberi efek besar bagi TKR, karena dunia menyaksikan pagelaran militer yang dipimpin Kolonel Sudirman tersebut terbukti memiliki strategi yang mampu mengalahkan kekuatan militer sekutu dan Belanda.
Pada 18 Desember 1945, Kolonel Sudirman diangkat oleh Presiden Sukarno sebagai Panglima Besar TKR dengan pangkat Jenderal di gedung negara Ibu kota Yogyakarta.
Kemenangan pertempuran ini kini diabadikan dengan didirikannya Monumen Palagan Ambarawa dan diperingatinya Hari Jadi TNI Angkatan Darat atau Hari Juang Kartika.