HOLOPIS.COM, JAKARTA – Panglima Matahari Pagi, Sutia Budi mengatakan bahwa pernyataan Capres nomor urut 1 Anies Baswedan dalam debat pertama tentang kematian Harun Al Rasyid tidak berdasar.
Menurut Sutia, Anies kembali melakukan kebohongan publik, dengan melakukan segala cara, menghalalkan tuduhan keji untuk merebut kekuasaan.
“Tidak hanya itu, Anies juga menjual kesengsaraan orang lain, menjual hilangnya nyawa seseorang, demi mendapatkan kekuasaan. Ini sungguh tindakan keji,” katanya dalam keterangan yang dikutip Holopis.com, Rabu (13/12).
Lebih lanjut Sutia menjelaskan, berdasarkan hasil investigasi Polri, uji balistik dan keterangan saksi mata. Harun Al Rasyid wafat ditembak oleh penembak misterius dari jarak sekitar 11 meter para peristiwa kerusuhan 22 Mei 2019, di Jembatan Slipi Jakarta.
“Jadi jelaslah, demi hasrat berkuasa, Anies telah menjadikan Nyawa dan Kesusahan orang lain sebagai dagangan politik. Tindakan tersebut adalah perangai bengis yang bersembunyi di balik kata manis Anies,” ujar Sutia.
“Anies telah menghalalkan segala cara, melakukan kebohongan, dan menuduh-memfitnah pihak lain. Anies tidak segan-segan mendagangkan kesusahan rakyat dan mendagangkan nyawa rakyat demi merebut kekuasaan, ia haus kekuasaan, menyerang dan melakukan fitnah terhadap orang yang pernah membantu dan mengangkat dia ketika dia terbuang secara politik. Ini perangai niretik dan bengis,” sambungnya.
Seperti diketahui sebelumnya, saat penyampaian visi misi dalam debat Capres 2024 di KPU RI, Selasa (12/12). Capres nomor urut 1 Anies Baswedan mengenalkan Didin yang merupakan ayah dari mendiang Harun Al Rasyid.
Dalam penyampaiannya, Anies mengatakan kasus kematian Harun hingga saat ini tidak ada kejelasan.
“Dan tidak kalah penting hadir bersama saya saat ini, ayahnya Harun Al Rasyid. Harun Al Rasyid adalah anak yang meninggal, pendukung Pak Prabowo di Pilpres 2019 yang menuntut keadilan pada saat itu, protes hasil pemilu. Apa yang terjadi hari ini? Tidak ada kejelasan,” kata Anies.