HOLOPIS.COM, JAKARTA – Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyatakan, pihaknya akan mengedepankan pola smart power dalam menangani permasalahan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.
Pola smart power itu pun akan digunakan secara maksimal dengan berbagai macam pendekatan demi meminimalisir kembalinya jatuh korban baik dari aparat maupun masyarakat.
“Kemudian tentang penanganan Papua, kan saya sudah sampaikan bahwa penanganan Papua kita harus smart power ya,” kata Jenderal Agus Subiyanto dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Jumat (1/12).
Agus pun berdalih bahwa penggunaan hard power pun pastinya akan tetap mereka gunakan. Namun, langkah tersebut baru dilakukan di kondisi tertentu.
“Menggunakan soft power, menggunakan kalau hard power itu jalan terakhir,” ujarnya.
Penggunaan hard power itu pun menurut Agus Subiyanto, bakal dilakukan apabila kemudian anggota TNI terjebak dalam penyerangan sehingga membuat mereka baru bisa bertindak.
“Seperti yang mereka sekarang sudah menyerang-menyerang kita, ya kita gunakan hard power. Jadi seperti itu,” tutupnya.
Diketahui sebelumnya, setidaknya sudah ada 4 orang anggota TNI yang gugur ditembak kelompok teroris separatis Papua (KTSP) di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Para pasukan tersebut terlihat adu tembak dengan kelompok separatis menjelang pelaksanaan HUT OPM yang digelar pada 1 Desember.
Yang terbaru, setidaknya ada dua anggota Kostrad yang meninggal saat pos TNI diserbu oleh KKB pada Kamis (30/11) kemarin.