HOLOPIS.COM, ACEH – Calon wakil presiden Mahfud MD melemparkan janji politiknya di hari pertama pelaksanaan kampanye di daerah Sabang, Provinsi Aceh pada Selasa (28/11).
Di provinsi yang mayoritas beragama muslim tersebut, Mahfud yang pernah menjadi hakim konstitusi itu menjanjikan akan memperbanyak pembangunan rumah ibadah untuk umat beragama.
Hal itu karena Mahfud menilai, sebelum Indonesia merdeka, tempat mengaji hingga masjid kotor dan kumuh.
“Sekarang masjid-masjid kita kan sudah bagus, kita perbagus lagi dan perbanyak lagi rumah-rumah ibadah itu,” kata Mahfud dalam kampanyenya seperti dikutip Holopis.com, Rabu (29/11).
Mahfud kemudian mengakui bahwa apabila rakyat beribadah dengan tenang maka negaranya akan aman.
“Beribadah dengan benar, ikut petunjuk Tuhan, petunjuk Allah, bahwa perdamaian di antara manusia itu penting, perdamaian di antara manusia itu adalah tugas kemanusiaan setiap orang dan tugas setiap negara,” ujarnya.
Sebab itu, Mahfud pun ingin memperbanyak rumah ibadah. “Rumah-rumah ibadah ya kita bangun, kita perbaiki, kita perbanyak, itu dengan sendirinya,” imbuhnya.
Namun, perlu diketahui bahwa sejumlah kasus penolakan rumah ibadah pun masih marak terjadi di Indonesia bahkan saat seorang Mahfud MD menjabat sebagai Menko Polhukam sampai saat ini.
Beberapa kasus terkait persoalan IMB terjadi pada Gereja Kristen Pasundan (GKP) Bandung, Jawa Barat; Masjid Jabal Nur, Manado, Sulawesi Utara; Mushola Assafiiyah Denpasar, Bali; dan Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Pasar Minggu, DKI Jakarta serta pembangunan rumah ibadah di Cilegon.
Sementara itu, Direktur Riset Setara Institute, Halili Hasan mencatat dalam kurun waktu 2007 hingga 2022 telah terjadi 573 gangguan terhadap peribadatan dan tempat ibadah.
Gangguan itu terjadi pada kelompok minoritas, mulai dari pembubaran dan penolakan peribadatan, penolakan tempat ibadah, intimidasi, perusakan, hingga pembakaran.