HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bakal Calon Wakil Presiden, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyebut bahwa alasan dirinya banyak melakukan kegiatan kunjungan ke para kiai, adalah untuk menjelaskan dan meyakinkan bahwa niatnya ikut dalam Pilpres 2024 bisa mendapatkan dukungan.

Sebab ia merasa memiliki beban yang cukup besar karena sebenarnya, Anies Baswedan yang notabane adalah Calon Presiden yang berkoalisi dengannya itu bukanlah sosok radikal seperti yang disebut-sebut banyak kalangan.

“Saya akhir-akhir ini sibuk nemui kiai-kiai ke pesantren-pesantren, untuk menjelaskan bahwa Anies itu bukan radikal,” kata Cak Imin dalam dialog di University Club UGM, Sleman, Yogyakarta, Rabu (11/10) kemarin seperti dikutip Holopis.com.

Justru kaya Cak Imin, Anies sebenarnya adalah tipikal sosok yang liberal.

“Kalau mau jujur, Anies Basweda itu liberal,” ujarnya.

Secara pribadi, ia sebenarnya lebih merasa tepat menjadi Capres, bukan Cawapres. Apalagi jika dari sisi pengalaman dan usia, Anies masih terbilang juniornya. Anies Baswedan lahir 7 Mei 1969 (54), sementara Cak Imin lahir 24 September 1966 (57).

“Sebenarnya usia Mas Anies lebih muda dari saya. Harusnya saya yang capres. Kedua, saya punya partai, mas Anies nggak punya partai,” tukasnya.

Pun demikian, ia merasa bahwa apa yang dilakukannya saat ini untuk meniti karir sebagai Cawapres, semua kekuatan harus digalakkan.

“Saya ingin Anies-Muhaimin ini tidak punya target minimalis, maksimalis,” tandasnya.