HOLOPIS.COM, JAKARTA – Tumbuhnya sikap anti-Jepang semakin menguat di “Negeri Tirai Bambu” China. Hal ini merupakan imbas dari pembuangan limbah PLTN Fukushima ke laut oleh Jepang, beberapa waktu lalu.
Belakangan, diketahui gangguan mulai dialami warga Jepang yang tinggal di China seperti seruan memboikot produk asal Jepang tersebar luas ke internet, hingga aksi pelemparan batu dan telur di halaman sekolah Jepang.
Beberapa informasi yang beredar dari berbagai sumber yang berhasil dirangkumkan Holopis.com, Senin (28/8), halaman sebuah sekolah Jepang di Qingdao dikabarkan dilempari batu, sehari kemudian pelemparan telur di sekolah Jepang lainnya yang terletak di Suzhou, Provinsi Jiangsu.
Media sosial China semakin ramai menyuarakan protes terhadap Jepang, serta memboikot banyak produk-produknya. Imbas dari adanya aksi protes tersebut, pengamanan ketat harus dilakukan di sekitar kantor diplomatik Jepang di China.
Selain itu, sejumlah panggilan telepon yang mengganggu juga diterima pihak Jepang sejak mereka memutuskan untuk membuang limbah air PLTN Fukushima ke laut. Gegara hal itu, pihak Tokyo harus menegur Beijing dan meminta masyarakatnya bersikap lebih tenang dalam menyikapi permasalahan tersebut.
Adapun panggilan telepon berupa teror itu, juga dialami oleh pusat kebudayaan di Daerah Edogawa, Tokyo. Telepon masuk dengan kode negara China yakni 86, umumnya isi pesan dari penelpon berupa “jangan membuang air (limbah PLTN Fukushima) ke laut”.
Tak hanya itu, gangguan serupa juga bahkan dirasakan oleh institusi medis dan restoran.
Perlu diketahui, Kedutaan Besar Jepang di Beijing telah memperingati bahwa aksi tersebut masuk dalam kategori kriminal lantaran panggilan yang diajukan ke fasilitas komersial yang dapat mengakibatkan kerugian ekonomi.
Bahkan panggilan yang diajukan ke rumah sakit, dianggap dapat membahayakan nyawa.