Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Tambahan dukungan dari Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) memberikan dampak positif terhadap posisi Prabowo Subianto dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Bahkan menurut Direktur Eksekutif Survei dan Poling Indonesia (SPIN) Igor Dirgantara, kekuatan Prabowo dari segi mesin parpol saat ini telah melampaui bakal calon presiden (bacapres) lainnya, yakni Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

“Kekuatan Prabowo tentu akan semakin kuat dalam Pilpres 2024. Jadi dari segi mesin parpol, yang menguasai parlemen itu udah 46 persen atau 265 kursi, melebihi dari koalisinya Ganjar atau koalisinya Anies,” tutur Igor kepada Holopis.com, Minggu (13/8).

Menurut Igor, keputusan Partai Golkar dan PAN menjalin koalisi dengan Partai Gerindra dan PKB yang telah lebih dulu mendukung Prabowo sebagai capres, tentu dengan mempertimbangkan banyak faktor. Salah satunya yakni dengan melihat faktor elektabilitas serta akseptabilitas Prabowo yang menunjukkan adanya peningkatan signifikan.

“Mereka itu bergabung karena peningkatan elektabilitas dan akseptabilitas Pak Prabowo yang signifikan. Berkoalisi itu tentu untuk menang, bukan untuk kalah. Jadi simbiosis mutualisme,” jelas Igor.

“Jadi simbiosis mutualisme itu maksudnya Pak Prabowo tentu akan mendapat dukungan yang semakin banyak. Disamping itu, partai-partai politik itu juga akan mendapat total efek dari mendeklarasikan Pak Prabowo sebagai calon presiden untuk tahun depan 2024,” sambungnya.

Total efek tersebut, kata Igor, terbukti dari hasil Pemilu tahun sebelumnya, dimana terjadi peningkatan elektabilitas Parpol pendukung Prabowo Subianto saat itu.

Di sisi lain, dukungan PAN dan Partai Golkar itu juga koheran dengan arah dukungan capres dari para pemilih kedua partai tersebut.

“Mereka yang memilih Partai Golkar dan Mereka yang memilih partai partai PAN itu straight-ticket voting. Jadi mereka memilih Golkar itu untuk partai politik, tapi untuk capres kebanyakan memilih Pak Prabowo,” terang Igor.

Selain itu, kemampuan Prabowo yang dinilai mampu melanjutkan program-program pembangunan pemerintah Presiden Jokowi, kata Igor, juga menjadi faktor yang dipertimbangkan PAN dan Golkar dalam menjalin koalisi dengan Gerindra dan PKB.

“Mungkin tidak cawe-cawe Pak Jokowi, tapi mungkin sudah memang mengarah ke Pak Prabowo gitu yang diduga kuat itu ya paling mampu misalnya melanjutkan keberlanjutan pembangunan Pak Jokowi. Jadi ini karena nggak mungkin juga ya gampang merapat ke Pak Prabowo tanpa melihat tondo-tondo Jokowi itu,” tukasnya.