Presiden Putin mengatakan, ia melihat Ukraina dan Rusia sebagai negara serumpun. Sehingga Rusia yang dianggap seperti ‘Kakak’ harusnya berkuasa di wilayah Ukraina.
Mayoritas masyarakat Ukraina tak setuju dengan pernyataan Putin. Mereka telah terinspirasi kata-kata dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yang memberitahu Putin bahwa warga Ukraina ingin perdamaian. Jika perlu, mereka akan mempertahankan kemerdekaan negara mereka.
Melansir The New York Times, tampaknya Putin ingin memutar kembali waktu ke 30 tahun yang lalu dimana zona keamanan didominasi oleh Rusia di masa Soviet.
Rusia memberikan permintaan tertulis kepada NATO dan Amerika serikat untuk menuntut keamanan Rusia dan memastikan agar Ukraina tak pernah bergabung dengan NATO.
Mereka juga meminta agar NATO menarik seluruh pasukannya dari negara-negara Eropa Timur, serta gencatan senjata 2015 di Ukraina akan dilaksanakan, meskipun Moskow dan Kiev kemungkinan memiliki pengertian berbeda terkait gencatan senjata tersebut.
Barat menolak tuntutan utama. Sikap agresif Moskow juga telah memperkuat rasa nasionalisme warga Ukraina, yang bersiap untuk membela tanah mereka apapun harganya.
Sehingga terjadilah konflik terbesar di Eropa Timur, yang disebut sebagai perang terbesar Eropa sejak Perang Dunia II.
Dunia internasional pun merespon dengan cara yang berbeda-beda. Mayoritas negara mengutuk invasi Rusia, sebagian memilih untuk abstain, dan minoritas mendukung invasi Rusia.