JAKARTA,HOLOPIS.COM- Keberhasilan Kementrian Perdagangan mencapai Surplus Neraca Perdagangan pada Tahun 2020 sebesar 21,7 miliar USD membuat Presiden RI Joko Widodo mengapresiasi kinerja Kementrian Perdagangan (Kemendag) atas keberhasian surplus tersebut, dikarenakan Indonesia sebelumnya belum tercapai surplus.
Pada pidatonya Presiden Jokowi menargetkan pertumbuhan ekonomi dari minus 2,19% harus mencapai kurang lebih 5%, “Dan akibat pandemi selama setahun ini kinerja perekonomian dalam situasi yang tidak mudah, tidak gampang. Oleh sebab itu, kita semua harus bekerja keras mempercepat pemulihan ekonomi nasional kita. Target dalam APBN tahun ini growth pertumbuhan ekonomi kita harus mencapai angka kurang lebih 5%. Bukan sesuatu yang mudah dari -2,19%”.(4/3)
Pada Rapat Kementrian Perdagangan yang berlangsung secara hybrid (4/3), Presiden mengajak seluruh jajaran pemerintah bekerja keras untuk memulihkan ekonomi nasional. Kebijakan perdagangan harus mampu menbuat stabilitas harga terjamin. Kunci pertumbuhan ekonomi ada di investasi serta menciptakan peluang kerja yang sebanyak-banyaknya, karena banyak pekerja yang terdampak pandemi Covid-19.
Perkembangan digital juga harus difokuskan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi, lewat UMKM di Indonesi, kita harus memberdayakan UMKM, perdagangan digital yang membunuh UMKM juga harus diperingatkan. Tugas penting Kementrian Perdagangan adalah melindung UMKM, gaung Bangga Buatan Indonesia harus dijalankan karena 90% ekspor kita dari UMKM.
“Perdagangan digital adalah keharusan, dan harus menetapkan ekosistem e-commerce, transformasi digital harus tetap menjaga kedaulatan dan kemandirian bangsa dan kita tidak boleh menjadi korban perdagangan digital”ucap Presiden.
Presiden juga meminta dewan penunjang ekspor dihidupkan kembali untuk membantu UMKM, untuk memperbaiki produksi, design, packaging, sehingga kualitas menjadi lebih baik. Ketersedian bahan pokok dengan harga yang stabil juga dibuuthkan agar pertumbuhan ekonomi cepat pulih, apalagi bulan Ramadhan dan Idul Fitri sebentar lagi.
Menurut Presiden Tahun 2021 adalah Tahun pemulihan yang harus dilandasi semangat dan optimisme, seluruh jajaran tidak bekerja normatif melainkan harus ada terobosan inovatif.(Tri)