JAKARTA, HOLOPIS. COM- Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyampaikan strategi utama yang akan dilakukan Kementerian Perdagangan (Kemendag) dalam menyikapi dinamika dalam sektor perdagangan. Menurutnya, strategi tersebut berdasarkan arahan dari Presiden Joko Widodo.
Lutfi menyebut strategi pertama yakni menjaga pasokan dan stabilitas harga untuk kebutuhan pokok dan menguatkan pasar di dalam negeri.
“Untuk arahan Presiden, Kemendag akan memastikan ketersediaan stok pangan dan stabilitas harga komoditas pokok dan penting tetap terjaga terutama memasuki bulan suci ramadan dan idul fitri 2021 dan menjaga stabilitas inflasi perdagangan,” ujar Lutfi dalam Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan tahun 2021, Kamis (4/3).
Langkah kedua adalah meningkatkan ekspor non migas dan terus membuka akses pasar non tradisional. Menurut Lutfi hal ini pun dilakukan dengan mempercepat penyelesaian perundingan perdagangan dengan negara-negara mitra baru dan mengoptimalkan manfaat keringanan tarif bea masuk.
Lutfi juga menambahkan Kemendag akan memanfaatkan berbagai kemudahan serta fasilitas akses pasar yang telah disepakati dalam perjanjian perdagangan dengan negara mitra, baik kerja sama bilateral maupun regional.
Strategi ketiga, yakni membantu dan memperkuat UMKM untuk bisa bersaing di pasar ekspor. Langkah ini dilakukan dengan memberikan fasilitas pelatihan ekspor, pelatihan sertifikasi mutu produk, desain, pengemasan produk hingga kesempatan untuk mengikuti promosi ekspor di tingkat internasional.
“Selain itu Kemendag juga akan mengembangkan berbagai program lainnya dengan mendukung UMKM lebih berdaya saing dengan berkolaborasi secara sinergis dengan kementerian lembaga, BUMN, kementerian daerah, Kadin dan swasta,” ujar Lutfi.
Dalam kesempatan tersebut, Lutfi pun melaporkan kinerja perdagangan nasional pada 2020. Menurutnya, secara umum kinerja sektor perdagangan besar dan eceran mengalami pelemahan. Meski begitu, sektor perdagangan disebut masih mampu memberikan kontribusi sebesar Rp 1.995,4 triliun atau setara 12,93% terhadap PDB.
Lutfi juga menambahkan, berdasarkan pendekatan pengeluaran nilai total barang dan jasa yang diperdagangkan yang dicerminkan oleh nilai konsumsi masyarakat dalam negeri memberi kontribusi sebesar 58,97% dalam pendapatan nasional, ditambah dengan kontribusi ekspor barang dan jasa sebesar 17,17% dan impor sebesar 16,2%. (Sel)