JAKARTA, HOLOPIS.COM – Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Gulat Manurung menyampaikan, bahwa larangan ekspor minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) beserta produk turunannya, termasuk minyak goreng membuat petani sawit merugi hingga Rp11,7 triliun.
Ia mengatakan, setidaknya 25 persen dari 1.118 pabrik sawit yang ada di seluruh Indonesia saat ini telah menghentikan pembelian Tandan Buah Segar (TBS) sawit dari para petani.
Hal ini terjadi seiring dengan menurunnya harga TBS sawit petani sekitar 40 hingga 70 persen dari harga yang telah ditetapkan oleh dinas perkebunan, pasca diberlakukannnya larangan ekspor CPO pada 28 April lalu.
“Kami berpacu dengan waktu karena sudah rugi Rp11,7 triliun sampai akhir April lalu, termasuk hilangnya potensi pendapatan negara melalui bea keluar, terkhusus pungutan ekspor dimana sejak Februari sampai April sudah hilang Rp3,5 triliun per bulannya,” kata Gulat, Senin (16/5).
Gulat menuturkan, semua permasalahan ini timbul sejak terjadinya kelangkaan minyak goreng sawit (MGS) di pasar domestik, ditambah dengan lonjakan harga yang terjadi sejak Januari lalu.
Akibatnya, pemerintah mengambil berbagai kebijakan seperti menaikkan Harga Eceran Tertinggi (HET), pemberlakuan Domestic Market Obligation (DMO) serta Domestic Price Obligation (DPO), hingga akhirnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengambil langkah kebijakan larangan ekspor CPO dan bahan baku MGS.