HOLOPIS.COM Masih maraknya ancaman terorisme di Indonesia membuat Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) ikut gerah. Apalagi, baru-baru ini terjadi insiden serangan terorisme di depan gereja Katderal Makassar dan di halaman depan Mabes Polri Jakarta.
Menurut koordinator pusat BEM SI, Nofrian Fadil Akbar, bahwa terorisme sejatinya adalah alat politik yang digunakan sekelompok orang tertentu untuk menciptakan rasa ketakutan kepada masyarakat, sehingga tercipta kondisi keamanan dan ketertiban yang tidak stabil.
“Terorisme adalah suatu tindakan yang dilakukan seorang individu ataupun kelompok yang terjadi di berbagai belahan dunia yang memiliki siasat politik serta bertujuan untuk menyebarkan ketakutan (Fear),” kata Nofri dalam keterangannya yang diterima wartawan, Sabtu (3/4) siang.
Karena daya rusaknya yang sangat besar, ia pun menyebut jika terorisme adalah ancaman serius yang harus disikapi sesegera mungkin.
“Terorisme juga menjadi ancaman yang serius bagi ketahanan nasional sebuah negara. Individu-individu yang tergabung di dalamnya pun sudah dibekali dengan berbagai keahlian dan membiasakan diri untuk dapat diterima di masyarakat umum,” ujarnya.
Karena persoalan terorisme ini bukan hanya mengancam Indonesia saja, Nofri pun menilai seharsunya seluruh negara di dunia bisa bekerjasama untuk menanggulanginya.
“Banyaknya korban akibat aksi teror, menyebabkan terorisme bukan lagi merupakan kejahatan pidana biasa, melainkan ancaman yang berbahaya dan tergolong sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan dan perlu penanganan serius dari pemerintah sebuah negara bahkan pemerintahan dunia untuk bekerjasama memutus mata tindak terorisme,” tuturnya.
“Proses penanganan dan pemberantasan terorisme tentunya harus melibatkan semua pihak. Mengingat ancaman tindak terorisme dewasa ini begitu besar perlu adanya kerjasama antar seluruh aparatur negara baik TNI maupun Polri bekerja sama dengan masyarakat untuk memberikan pencegahan dan perncerdasan akan bahayanya aksi
terorisme,” sambungnya.
Terorisme bukan ajaran agama
Lebih lanjut, Nofri menegaskan bahwa tidak ada agama satu pun yang ada di Indonesia dan diakui sebagai agama nasional mengajarkan kepada para pengikutnya untuk melakukan tindakan teror apalagi sampai melakukan bom bunuh diri.
Jadi ia sama sekali tidak sepakat jika terorisme dikait-kaitkan dengan agama tertentu.
“tidak ada kaitannya antara terorisme dengan agama tertentu. Tidak ada agama yang mengajarkan umatnya untuk menyakiti apalagimenumpahkan darah. Terorism has no religion,” tegasnya.
Oleh sebab itu, Nofian menyatakan kecamannya terhadap seluruh aksi terorisme yang ada di manapun termasuk di Indonesia.
“Kami Aliansi BEM Seluruh Indonesia memberikan pernyataan sikap mengecam dan mengutuk segala bentuk tindak Terorisme yang terjadi di Indonesia,” tegas Nofri.
Kemudian, ia pun meminta pemerintah melalui instrumen hukumnya untuk menindaklanjuti dan melakukan pencegahan terhadap terorisme di Indonesia.
“Mendesak agar pihak kepolisian mengusut tuntas hingga ke akar-akarnya terkait permasalahan ini. Dan meminta kepada pihak kepolisian untuk selalu menjaga keamanan dan menciptakan rasa aman bagi seluruh masyarakat Indonesia,” serunya.
Terakhir, ia meminta kepada seluruh masarakat Indonesia untuk ikut membantu mengidentifikasi dan melaporkan orang-orang yang diduga terlibat jaringan terorisme kepada aparat keamanan dan penegak hukum. Sehingga upaya pencegahan bisa semakin masif lagi dilakukan.
“Menghimbau kepada seluruh rakyat Indonesia untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar untuk mencegah terjadinya aksi terorisme,” pungkasnya. (MIB)