JAKARTA, HOLOPIS.COM – Para ilmuwan mengatakan varian virus korona yang baru memiliki jumlah mutasi yang sangat tinggi, sehingga dapat mendorong gelombang penyakit lebih lanjut dan menghindari sistem imun tubuh seseorang.
Dilansir dari The Guardian (24/11), sejauh ini hanya ada 10 kasus varian baru B.1.1.529 di tiga negara. Kasus tersebut telah dikonfirmasi oleh sekuensing genom, tetapi varian tersebut telah memicu kekhawatiran serius di antara beberapa peneliti karena sejumlah mutasi dapat membantu virus menghindari kekebalan.
Dr Meera Chand, direktur insiden Covid-19 di Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengatakan, pihaknya terus memantau status varian Sars-CoV-2 saat mereka muncul dan berkembang di seluruh dunia.
“Karena sifat virus sering bermutasi dan secara acak, tidak jarang sejumlah kecil kasus muncul dengan serangkaian mutasi baru. Setiap varian yang menunjukkan bukti penyebaran dinilai dengan cepat,” katanya.
Para ilmuwan akan mengamati varian baru ini untuk mencari tanda-tanda varian itu dapat menyebar lebih luas. Beberapa ahli virologi di Afrika Selatan bahkan sudah merasa khawatir, terutama mengingat peningkatan kasus baru-baru ini di Gauteng, daerah perkotaan yang berisi Pretoria dan Johannesburg, di mana kasus B.1.1.529 telah terdeteksi.
Varian ini pertama kali terdeteksi di Botswana. Enam kasus telah dikonfirmasi di Afrika Selatan, dan satu di Hong Kong dari seorang pelancong yang baru kembali dari Afrika Selatan.
Varian B.1.1.529 memiliki 32 mutasi pada protein lonjakan, bagian dari virus yang digunakan sebagian besar vaksin untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh melawan virus Corona.
Mutasi pada protein lonjakan dapat mempengaruhi kemampuan virus untuk menginfeksi sel dan menyebar, tetapi juga dapat mempersulit sel kekebalan tubuh untuk menyerang patogen.