HOLOPIS.COM, MAGELANG – Upacara Parade Senja di Akmil Magelang, yang yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto berlangsung Jumat (25/10) sore berlangsung dalam kondisi hujan deras. Hal tersebut, tidak lantas menghentikan acara yang dihadiri seluruh jajaran Kabinet Merah Putih.
Bahkan saat Presiden Prabowo Subianto melakukan pengecekan pasukan yang sudah berbaris di Lapangan Pancasila, Graha Utama tetap dilaksanakan dengan mengajak Mentri Pertahanan, Panglima TNI dan Kapolri.
Apa yang lakukan Prabowo, menjadi contoh teladan seorang pemimpin yang baik sesuai dengan asas ing ngarso sung tulodo.
“Jadi kami bangga dengan saudara-saudara sekalian. Penampilan saudara tadi saya lihat saudara basah-basahan, saya pun mengajak para jenderal untuk basah-basah,” katanya dalam keterangan yang dikutip Holopis.com, Sabtu (26/10).
“Karena asas kepemimpinan kita adalah ing ngarso sung tulodo, kalau anak buah basah pimpinan harus basah. Kalau anak buah kepanasan, pimpinan harus kepanasan. Kalau anak buah lapar, pemimpin harus merasakan lapar juga. Itu adalah asas kepemimpinan kita,” sambungnya.
Prabowo pun bercerita tentang seorang jenderal bintang satu yang gugur pada saat operasi. Menurutnya, hal itu menunjukkan diterapkannya asas kepemimpinan, bahwa tugas maupun pemimpin harus berada ditengah anak buah.
“Pernah saya dengar waktu seorang jenderal bintang satu gugur di daerah operasi. Ada yang bertanya kenapa seorang Brigjen berada di daerah operasi. (Itu) karena tradisi kita adalah bahaya yang dipikul oleh anak buah harus juga dipikul oleh atasan-atasannya,” imbuhnya.
Ia pun menuturkan, tujuan dari membawa Kabinet Merah Putih dalam kegiatan itu adalah untuk melihat semangat dan disiplin generasi penerus.
“Saya bawa mereka untuk melihat tunas-tunas pemimpin bangsa, untuk melihat semangatmu, melihat disiplinmu, bahwa seorang prajurit itu siap berkorban jiwa dan raga untuk bangsa dan negara. Dan para menteri-menteri pun siap memberi segalanya untuk membela kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia,” pungkasnya.