HOLOPIS.COM, JAKARTA – Aktivis demokrasi, Muhammad Said Didu menilai bahwa penangkapan terhadap para tersangka kasus pengeroyokan, pembubaran dan perusuh di acara diskusi Forum Tanah Air (FTA) yang diselenggarakan di Grand Kemang Hotel tak cukup.

Apalagi jika melihat kemesraan para perusuh tersebut dengan anggota Polsek Metro Mampang Prapatan ada di lokasi. Ada yang cium tangan hingga saling berpelukan.

Menurutnya, Polri harus mengusut siapa aktor intelektual yang menggerakkan preman bayaran tersebut sehingga nekat melakukan tindakan kriminal semacam itu.

Apalagi, koordinator perusuh yakni Fhelick E Kalawali juga menyatakan bahwa aksinya tersebut merupakan “Perintah Langsung” yang hingga sampai saat ini sosok pemberi perintah tersebut belum juga diketahui.

“Bapak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang terhormat, melihat kemesraan anak buah Bapak dengan perusuh acara diskusi FTA tanggal 28/9 di Grand Kemang Hotel baik selama persekusi perusuh kepada kami, dan setelah perusuh laksanakan tugas, kami minta diusut yang memberikan perintah kepada perusuh tersebut,” kata Said Didu seperti dikutip Holopis.com, Senin (30/9).

Sebelumnya diketahui, bahwa pada hari Sabtu, 28 September 2024 kemarin, digelar sebuah diskusi dan silaturrahmi yang diselenggarakan oleh Forum Tanah Air di Grand Kemang Hotel. Kegiatan tersebut dihadiri sejumlah tokoh nasional, seperti ; Refly Harun, Din Syamsuddin, Muhammad Said Didu, Marwan Batubara, Ichsanuddin Noorsy dan sebagainya.

Namun, diskusi tersebut mendapatkan pertentangan dari elemen Aliansi Cinta Tanah Air dengan menggelar demonstrasi di depan hotel. Tampak Kapolsek Metro Mampang Prapatan juga ikut mengawal pengamanan aksi demonstrasi yang dihadiri sejumlah orang saja.

Sayangnya, dari arah belakang Hotel, muncul sekitar 25 orang pemuda bermasker yang dipimpin Fhelick E Kalawali merangsak masuk ke dalam gedung Hotel untuk mengacak-acak acara diskusi yang diselenggarakan oleh FTA tersebut. Bahkan sebelum berhasul masuk ke hallroom, mereka sempat ditahan oleh jajaran security gedung namun berhasil tembus.

Aksi premanisme ini pun membuat para peserta diskusi kaget, hingga properti peraga diskusi seperti banner dan white screen yang terpasang dirusak.

Tak sampai di situ saja, kegaduhan yang dipicu oleh para preman ini juga memancing amarah keamanan hotel. Bahkan serangan fisik juga terjadi antara preman dengan petugas keamanan serta sejumlah peserta diskusi FTA.

Selain FWK dan GW, polisi juga sudah mengamankan tiga orang tersangka lainnya, mereka adalah JJ, LW dan MDM. Sayangnya, ketiganya belum ditahan karena masih perlu dilakukan pendalaman kebih lanjut.

“Dari yang sudah kita amankan, kita akan lakukan pendalaman dan tim masih bekerja untuk mencari para pelaku lainnya,” ucap Djati.