HOLOPIS.COM, JAKARTA – Calon Gubernur (Cagub) Jawa Tengah (Jateng) nomor urut 2, Ahmad Luthi memutuskan untuk melakukan kunjungan ke sejumlah pasar tradisional di Kota Semarang pada hari pertamanya berkampanye untuk Pilgub Jateng 2024.

Adapun pasar pertama yang dikunjungi oleh mantan Kapolda Jateng tersebut adalah Pasar Bulu yang berlokasi di kawasan Tugu Muda, Semarang, Jawa Tengah.

Ahmad Luthfi menuturkan, pihaknya memilih pasar sebagai tempat kampanye perdananya lantaran pasar baginya, merupakan pusat ekonomi dan juga tempat interaksi sosial bagi masyarakat.

“Ibu-ibu setelah bangun tidur sering langsung ke pasar untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka setiap hari. Ada interaksi di pasar yang menunjukkan ekonomi dan sosial yang sebenarnya,” ujar Ahmad Luthfi dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com.

Berdasarkan hasil kunjungannya di Pasar Bulu, ia menyimpulkan bahwa harga bahan pokok saat ini masih relatif stabil, dimana untuk harga cabai keriting rata-rata masih Rp 30.000/kilogram (kg), cabai rawit Rp 35.000/kg, bawang merah Rp 25.000/kg, hingga ayam potong Rp 32.000/kg.

Kendati demikian, Cagub usungan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus ini masih menemukan banyak masalah yang dikeluhkan oleh para pedagang. Salah satunya yakni menurunnya jumlah konsumen atau pembeli di pasar tradisional.

“Banyak masalah yang kita lihat hari ini, termasuk beberapa keluhan dari pedagang. Salah satunya adalah menurunnya jumlah pembeli di pasar tradisional. Pada waktu tertentu, pasar bahkan sudah sepi sehingga pedagang terpaksa menutup lapaknya lebih awal,” ungkapnya.

Menanggapi hal itu, Ahmad Luthfi mengatakan, bahwa penurunan jumlah konsumen pasar tradisional disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk adanya persaingan dengan pasar online, serta kurangnya inovasi.

Oleh karena itu, ia menekankan perlunya membentuk klaster pedagang sesuai jenis barang dagangan mereka, di mana setiap anggota klaster akan mendapatkan pelatihan untuk berinovasi, termasuk dalam bersaing di pasar online.

“Pedagang dan pembeli harus merasa nyaman di pasar. Lansia, misalnya, akan kesulitan apabila berbelanja di lantai dua atau tiga. Jadi, harus ada evaluasi dan penataan pasar,” kata Luthfi.