HOLOPIS.COM, JAKARTA – Seolah menunjukkan sikap yang lebih tegas dari Amerika Serikat, Inggris memutuskan untuk menghentikan pengiriman senjata kepada Israel. Hal itu karena Inggris menilai, ada risiko pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional jika senjata tetap dikirimkan untuk Israel.
Penangguhan sebagian senjata yang dilakukan Inggris terhadap Israel membuat mereka kecewa. Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa hal ini sangat menyedihkan apalagi dengan kematian 6 tawanan Israel di Gaza.
“Sangat kecewa setelah diberitahu hukuman yang dilakukan pemerintahan Inggris untuk mengirimkan senjata kepada Israel,” kata Yoav Gallant di akun X nya, @yoavgallant, dikutip Holopis.com, Selasa (3/9).
Yoav Gallant pun mengatakan bahwa ia akan terus mendukung pasukannya, dan semua yang mempertahankan Israel serta masyarakatnya.
Sementara itu, Amerika Serikat saat ini semakin memberikan tekanan agar kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Palestina terus dilakukan.
Benjamin Netanyahu Merasa Gagal Menyelamatkan Warganya
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu semakin menerima tekanan dari dunia internasional karena dianggap tidak becus dalam menangani perjanjian gencatan senjata dengan Hamas.
Benjamin Netanyahu yang tak juga mau berdamai dinilai menjadi salah satu alasan utama kematian 6 masyarakat Israel yang menjadi tawanan Hamas di Gaza. Dalam konferensi pers, Benjamin Netanyahu meminta maaf karena menganggap dirinya gagal menyelamatkan 6 orang itu.
“Saya mohon maaf, karena tidak menghidupkan mereka kembali,” kata Benjamin Netanyahu.
Ia pun kembali menyalahkan Hamas, dan mengatakan bahwa pasukan itu akan membayar mahal perbuatan mereka.
“Para pembunuh ini mengeksekusi enam sandera kami, mereka menembak sandera di bagian belakang kepala,” kata Benjamin.
Sebagai tambahan informasi, sejak 7 Oktober pasukan Hamas membunuh sekitar 1.139 masyarakat Israel. Sementara itu saat ini Israel sudah membunuh sekitar 41.414 warga Palestina hingga saat ini.