HOLOPIS.COM, JAKARTA – Detasemen Khusus 88 Anti Teror (Densus 88) Mabes Polri telah melakukan penangkapan terhadap seorang jaringan teroris berinisial YLK alias IS alias AT alias MAL alias AH di desa Monglato, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
Penangkapan tersebut dilakukan pada hari Rabu, 21 Agustus 2024 sekira pukul 15.29 WITA. Ia juga merupakan mantan anggota Jamaah Islamiyah (JI) yang kemudian berpindah ke Jamaah Ansharut Tauhid (JAT). Namun belakangan disinyalir, ia bergabung menjadi anggota Jamaah Ansharusy Syariah (JAS).
Dalam penjelasan yang diterima Holopis.com, YLK merupakan seorang WNI (warga negara Indonesia) yang bergabung dengan kelompok teror Al Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP). Ia merupakan salah satu aktor yang berencana melakukan aksi teror terhadap Bursa Efek Singapura pada tahun 2014 silam.
“Sebelum bergabung dengan AQAP, YLK pernah mengikuti pelatihan di Camp Hudaibiyah, Philipina pada tahun 1998 s/d 2000. Selanjutnya pada tahun 2001, YLK pernah mengikuti Muqoyama Badar tahap 2 (Pelatihan Para Militer) di Jawa Timur yang merupakan program Jamaah Islamiyah,” tulis dokumen Densus 88 AT yang diterima Holopis.com, Senin (2/9).
Dalam perjalanannya sebagai bagian dari jaringan terorisme Al Qaeda ini, YLK pun pernah ditahan pada tahun 2003 terkait kepemilikan senjata api laras panjang yang merupakan titipan dari UM (Napiter kasus Bom Bali 1).
Di tahun 2012, YLK bergabung dengan kelompok Jamaah Anshor Tauhid (JAT) sebagai anggota wilayah Surabaya. Di saat itulah terdapat program pengiriman personal ke Al Qaeda In The Arabian Penisula (AQAP) sebagai bagian dari jihad global. Keberangkatan YLK ke Yaman untuk bergabung dengan AQAP difasilitasi oleh ABU.
Selama berada di Yaman YLK mengikuti beberapa pelatihan, termasuk di antaranya adalah ; latihan militer seperti bongkar pasang senjata Ak47 dan senjata laras pendek (pistol jenis FN), kemudian latihan baris berbaris, latihan penyerangan, kamuflase, navigasi, latihan teori pembuatan bahan peledak, hingga latihan perang gerilya.
Di Yaman, YLK mengaku mendapat perintah dari AM/AZ (Petinggi AQAP) untuk melakukan aksi teror di bursa efek Singapura. Adapun alasan bursa efek Singapura menjadi sasaran aksi teror, karena bursa efek Singapura merupakan kekuatan perekonomian yang jika dihancurkan akan merusak perekonomian Singapura sebagai salah satu sekutu Amerika Serikat.
Setelah kembali ke Indonesia, YLK bertemu dengan ABU untuk menyampaikan kegiatannya selama berada di Yaman serta menitipkan uang pemberian dari Petinggi AQAP yang akan digunakan untuk melakukan aksi teror selanjutnya.
Kemudian pada tahun 2015, YLK mencoba masuk ke Singapura melalui jalur laut namun ditolak oleh imigrasi Singapura dan dideportasi ke Batam. Pasca dideportasi itulah, YLK menggunakan nama lain dan aktif mengikuti kegiatan Jamaah Tabligh sebagai cover agar tidak terpantau petugas kepolisian.
Setelah bergabung dengan Jamaah Tabligh, YLK beberapa kali berpindah tempat tinggal yaitu di Batam (Kepri), Surabaya (Jatim), Pasuruan (Jatim) dan terakhir berada di Gorontalo. Bahkan untuk menutupi identitasnya, ia pun kabarnya sampa menikah lagi dan menggonta-ganti identitasnya.
Dari hasil penangkapan yang dilakukan oleh Densus 88 Anti Teror, didapati sejumlah dokumen dan barang bukti, antara lain ; satu buah paspor atas nama Yudi Lukito Kurniawan. Kemudian sebuah lembaran dokumen pemeriksaan Imigrasi Singapura.