HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pramono Anung mengakui bahwa sebenarnya dirinya sempat menolak untuk dipasangkan dengan Rano Karno demi maju di Pilkada Jakarta.
Menteri Sekertaris Kabinet itu bahkan mengklaim bahwa dia sempat menolak permintaan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
“Jadi finalnya, kalau mau jujur, saya sebenarnya terus berusaha untuk tidak maju,” kata Pramono Anung dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Rabu (28/8).
Pramono bahkan menyebut, seharusnya namanya sudah diumumkan oleh PDIP pada Senin, 26 Agustus lalu, namun tetap ditolaknya. Padahal, pada saat itu santer beredar kabar bahwa pasangan Anies Baswedan dan Rano Karno lah yang akan diusung oleh PDIP.
“Itu menolak, bukan belum. Pokoknya intinya di awal saya tidak berkeinginan dan saya menolak,” ungkapnya.
Pramono pun kemudian luluh pada Selasa (27/8) setelah Megawati terus memerintahkannya untuk maju di Pilkada Jakarta.
“Finalnya baru kemarin sore. Saya bertemu ibu Mega, kata ibu Mega ‘Pram final’,” ujarnya.
Mendapatkan perintah itu, Pramono pun tidak lagi bisa menolaknya dan menyatakan kesiapannya untuk maju.
“Karena saya sama Bu Mega udah 27 tahun jadi hubungan memang sudah sangat dekat sekali dan saya di partaipun sebenarnya sudah tidak mau cawe-cawe tidak mau tampil, tetapi karena amanah ini saya bilang sama beliau ‘Mba baik bismillah saya maju sama Rano, saya minta doa restunya’ udah gitu aja. Jadi baru kemaren,” bebernya.
Pramono pun menegaskan dirinya sudah siap untuk melawan Ridwan Kamil yang didukung oleh super koalisi.
“Ya, kalau sudah mau maju, ya tarung. Dia didukung oleh semuanya, saya sendirian enggak apa-apa. Saya berkoalisi sama siapa, sama rakyat aja,” tandasnya.