HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kericuhan antara perusuh serta polisi di London semakin parah. Kekerasan dari kelompok ekstrim sayap kanan itu terjadi ida Senin malam di Belfast, Darlington timur Laut Inggris, serta Plymouth di Selatan.
Kepolisian Devon dan Cornwall mengatakan saat ini mereka sudah menangkap 6 orang di Plymout. Penangkapan itu terjadi setelah kekerasan sampai menyebabkan beberapa petugas dan anggota masyarakat terluka.
“Kekerasan tidak akan ditoleransi, kebencian tidak akan ditoleransi,” demikian pernyataan kepolisian, dikutip Holopis.com, Selasa (6/8).
Saat ini pemerintah Inggris sedang fokus meredamkan kekerasan yang terjadi di negara mereka. Kericuhan dimulai saat terjadi aksi penikaman yang menewaskan anak-anak di kelas menari di Southport.
Penikaman itu pun menewaskan 3 orang anak perempuan. Muncul sebuah hoaks yang mengatakan bahwa pelaku penikaman itu adalah seorang pria muslim. Massa langsung marah dan menargetkan masjid di Southport.
Kemudian diketahui bahwa berita itu ternyata palsu dan pelaku bukanlah pria muslim.
Sementara itu, Perdana Menteri Keir Starmer mengecam aksi kekerasan yang dilakukan para aktivis sayap kanan serta disinformasi media sosial.
Ia menjanjikan sanksi pidana segera terhadap para pelanggar.
“Apa pun motivasinya, ini bukan protes. Ini murni kekerasan dan kami tidak akan mentolerir serangan terhadap masjid atau komunitas muslim kami,” kata Starmer.
Kekerasan kemudian terus belanjut hingga Senin malam waktu setempat di Belfast di wilayah utara Irlandia. Sebuah supermarket dibakar, bom diledakkan, dan batu-bnatu dilempar ke polisi.
6 Negara Larang Warga ke Inggris
Sejak Selasa (6/8), ada 6 negara yang melarang warganya untuk sementara tidak ke Inggris karena faktor keamanan. Indonesia termasuk dalam negara yang melarang masyarakat untuk ke Britania Raya sementara ini.
Berikut ini daftar nama negara yang melarang warganya ke Inggris:
- Indonesia
- Uni Emirat Arab
- Australia
- Nigeria
- Indonesia
- Malaysia