Kecam Penembakan Trump, Jokowi : Kekerasan Tidak Dapat Dibenarkan Dalam Berdemokrasi

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengecam aksi penembakan terhadap mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump saat berkampanye di Pennsylvania, pada Sabtu (13/7) kemarin.

Melalui cuitan di akun X miliknya, Jokowi menyampaikan bahwa dirinya terkejut dan sedih atas kejadian penembakan yang menimpa calon Presiden AS dari Partai Republik tersebut.

“Saya terkejut dan sedih atas kejadian penembakan terhadap mantan Presiden Donald Trump hari ini,” tulis Jokowi, seperti dikutip Holopis.com, Minggu (14/7).

Dalam cuitan yang sama, Jokowi menegaskan, bahwa segala bentuk kekerasan tidak dapat dibenarkan di dalam kehidupan berdemokrasi di seluruh dunia.

Dia pun mendoakan kesembuhan bagi Donald Trump dan orang-orang yang turut menjadi korban dalam insiden memilukan tersebut.

“Doa saya bagi kesembuhannya dan semua orang yang menjadi korban pada insiden ini,” ujarnya.

Untuk diketahui, bahwa Trump yang merupakan presiden AS 2016-2020 itu tengah berkampanye di Pennsylvania jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Saat berada di podium, Trump mendengar tembakan peluru yang lewat di belakang kepalanya. Ia pun memegang telinga kanannya dengan tangan, lalu menurunkan tangannya sebelum berlutut lemas di belakang podium.

Setelahnya, Agen Rahasia atau United States Secret Service pun langsung menyerbu Trump yang lemas di balik podium untuk melindunginya.

Trump lalu mengonfirmasi, bahwa dia ditembak di telinga kanannya saat berpidato untuk kampanyenya. Dia juga mengatakan, banyak mengalami pendarahan akibat insiden penembakan tersebut.

“Saya tertembak dengan peluru yang menembus bagian atas telinga kanan saya. Saya langsung tahu ada yang tidak beres karena saya mendengar suara mendesing, tembakan, dan langsung merasakan peluru merobek kulit. Banyak pendarahan terjadi, jadi saya kemudian menyadari apa yang terjadi,” tulis Trump.

Selain Presiden Jokowi, Sejumlah kepala negara juga telah menyampaikan keprihatinannya terhadap insiden penembakan itu, termasuk Presiden AS, Joe Biden dan mantan Presiden AS, Barack Obama.

Ruang Mula

Rekomendasi

berita Lainnya
Related

Kamala Harris Klaim Donald Trump Ingin Jadi Diktator di AS

Wakil Presiden AS Kamala Harris mengklaim bahwa Donald Trump adalah sosok yang menggemari diktator dan ingin menjadi diktator ketika ia kembali terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat.

Kate Middleton dan Pangeran William Makin Mesra Pasca Perawatan Kemoterapi

Putri Wales Catherine atau Kate Middleton resmi selesai menjalani perawatan kemoterapi untuk menyembuhkan penyakit kanker yang ia derita.

Kamala Harris Curhat Susahnya Bereskan Kekacauan Donald Trump Saat Jadi Wapres

Saat debat Capres AS berlangsung, Kamala Harris mengatakan bahwa Donald Trump telah meninggalkan banyak kekacauan yang harus ia bersihkan berasama Joe Biden saat mereka memenangkan pilpres Amerika Serikat di tahun 2021.
Prabowo Gibran 2024 - 2029

Berita Terbaru