HOLOPIS.COM, JAKARTA – Dompet Dhuafa Banten membina warga untuk melakukan penambakan udang di kawasan Desa Wanayasa, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Hal ini dilakukan untuk membantu peningkatan ekonomi masyarakat yang memang mayoritas berprofesi sebagai peternak bandeng dan udang.
“Warga di Desa Wanayasa, mayoritas para peternak bandeng dan udang khususnya jenis vaname. Namun sangat disayangkan, mereka hanya peternak, sementara lahan tambak mereka sewa,” kata Manajer Progam Dompet Dhuafa Banten, Elin dalam keterangannya yang diterima Holopis.com, Jumat (7/6).
Situasi kurang menguntungkan juga tidak hanya sebatas itu. Sebelumnya, masyarakat juga akan kesulitan untuk memasarkan hasil tambaknya karena tidak bisa memprosesnya langsung ke pasar.
“Bahkan untuk penjualannya masih tergantung dari tengkulak sehingga keuntungan yang mereka peroleh sangat kecil sekali,” ujarnya.
Dengan semua keterbatasan yang dialami oleh masyarakat, baik dari aspek permodalan dan pengetahuan itu, akhirnya Dompet Dhuafa hadir untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan masyarakat agar tetap terjaga.
“Alhamdulillah Dompet Dhuafa Banten mencoba untuk masuk dalam program budidaya udang vaname ini. Mulai dari tebar benih untuk bioflok Diameter 20 Meter ini diuji coba dengan sistem tebar padat intensif,” terang Elin.
Dompet Dhuafa bersama sejumlah jurnalis hadir untuk melihat langsung bagaimana sepak terjang dan kondisi petambak udang di desa Wanayasa itu. Kegiatan awak jurnalis tersebut adalah dalam rangka press touring yang diselenggarakan pada hari Selasa, 5 Juni 2024 kemarin.
Diceritakan Elin, bahwa bantuan program budidaya ini tidak langsung besar. Mereka melakukannya dari kapasitas kecil dengan jumlah 290 benur. Semua dikelola dalam sebuah kolam tambak sebesar 1,5 meter.
Kemudian, ia juga mengatakan bahwa pembudidayaan udang vanama tersebut pun menggunakan bioflok. Tujuannya adalah untuk memudahkan pengontrolan kualitas air, dengan salinitas (Kasar Garam) , PH, suhu yang mudah untuk dikontrol setiap harinya.
“Penggunaan bioflok ini juga untuk mengoptimalkan proses budidaya dengan hasil yang lebih produktif dan efesien untuk pemeliharaan,” sambung Elin.
Di samping itu, Elin juga mengatakan bahwa pembelian benur yang dikelola di sana masih didatangakn dari daerah Serang. Dengan standar bibit yang ada harus sudah teruji secara empiris.
Selain itu, kontrol kualitas air juga dilakukan dengan proses shipon, dan treatment penebaran obat pengurai NH3. Pemberian pakan dan sampling size per 5-10 Hari (Teknik Anco). Pemberian pakan secara umum memiliki rasio 1:1 dengan perhitungan 1.5 Ton pakan akan menghasilkan total panen diangka 1.5 Ton udang.
Treatment juga dilakukan dengan cara panen parsial. Tujuannya adalah untuk mengurangi kepadatan saat size udang semakin besar. Panen pertama dilakukan di hari (DOC 40). Saat size udang memasuki size 120-100. Parsial dilakukan untuk menghindari berkembangnya bakteri vibrio dan kematian udang akibat proses molting dan kanibalisme.
Baca selengkapnya di halaman kedua.