HOLOPIS.COM, NTT – Kajari (Kepala Kejaksaan Negeri) Kabupaten Rote Ndao, Budi Narsanto mengaku belum mendapatkan kabar mengenai dugaan adanya oknum jaksa yang meminta uang kepada salah seorang tersangka kasus pengeroyokan.

Dimana diketahui oknum jaksa telah meminta uang sebesar Rp 10 juta dari tersangka kasus pengeroyokan yang dilakukan oleh Yermis Thine, Kepala Desa Kuli Aisele, Kecamatan Lobalain Kabupaten Rote Ndao.

Oleh karena itu, Budi pun menyebut bahwa pihaknya baru akan melakukan pemanggilan terhadap anak buahnya itu untuk dilakukan konfirmasi.

“Saya segera panggil oknum Jaksa tersebut dan saya tanya kebenarannya ya,” kata Budi dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, (11/5).

Budi juga mengungkapkan niatnya untuk melaporkan kasus ini ke Kejaksaan Tinggi Provinsi Nusa Tenggara Timur atas meluasnya kasus tersebut.

“Jadi harus saya laporkan ke pimpinan kami ya,” ketusnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang oknum jaksa di Rote Ndao berinisial S diduga telah meminta uang sebesar Rp 10 juta kepada Yermias Thine, Kepala Desa Kuli Aisele, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao.

Yermias yang dikabarkan telah menjadi tersangka kasus pengeroyokan tersebut mengungkapkan, oknum jaksa berinsial SFN itu meminta uang tersebut sebagai imbalan untuk menghindari tuntutan hukum terkait kasus pengeroyokan P19 yang sedang ditanganinya.

“Saya memberikan uang sebesar 10 juta kepada Jaksa untuk terlepas dari tuntutan hukum yang saya hadapi karena saya tidak terlibat dalam kasus ini,” kata Yermias Thine dalam keterangannya, Selasa (30/4).

Dari keterangan Yernias, jaksa tersebut awalnya meminta uang sebesar Rp 15 juta Namun, Yermias hanya mampu memberikan Rp 10 juta yang diterima langsung oleh Jaksa Samuel.

Sementara itu, saat dikonfirmasi, Samuel Fernando Naibaho membantah keras tuduhan pemerasan oleh tersangka tersebut.

“Informasi itu tidak benar sama sekali. Saya tidak pernah meminta uang sebesar 10 juta kepada siapapun. Itu fitnah,” kilahnya.

Samuel kemudian malah menantang pembuktian siapa pihak yang telah melontarkan tuduhan tersebut kepada dirinya.

“Uang apa? Siapa namanya? Kapan pula aku minta uang sebesar 10 juta? Tahu darimana informasinya? Jangan menyebarkan berita yang tidak benar. Kapan sejarahnya saya minta uang?” tegasnya.