HOLOPIS.COM, JAKARTA – Wacana rekonsiliasi tampaknya masih terus bergulir di kalangan elite sampai dengan saat ini. Apalagi pasca Prabowo Subianto mengunjungi sahabatnya, Surya Paloh pasca pengumuman hasil rekapitulasi suara nasional oleh KPU beberapa waktu yang lalu.
Hingga muncul wacana bahwa PPP juga ingin sekali diperlakukan yang sama seperti NasDem, di mana sama-sama sebagai rival Pemilu, namun bisa tetap dirangkul dalam rangka upaya rekonsiliasi pasca Pilpres 2024.
Teranyar, muncul statemen Puan Maharani yang notabane adalah Ketua bidang Politi DPP PDI Perjuangan yang menyebut wacana pertemuan antara Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo Subianto sangat terbuka lebar.
Hanya saja, ada sudut pandang yang lain dan menurut pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN Jakarta) Adi Prayitno sangat menarik, bahkan justru akan sangat dinanti-nantikan oleh banyak pihak. Yakni pertemuan antara Megawati Soekarnoputri dengan Joko Widodo.
“Momen yang paling banyak dinanti. By the way, kapan kira-kita Bu Mega jumpa dengan Pak Jokowi, Mbak?,” kata Adi dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Jumat (29/3).
Hal ini menarik karena pasca Rakernas DPP PDIP pada 6 Juni 2023, seolah hubungan antara Megawati dengan Presiden Jokowi tersumbat. Apalagi saat Presiden Jokowi seperti tidak berpihak kepada Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024 seperti yang diharapkan banyak kader PDIP sebelumnya, seperti Adian Napitupulu dan Mahfud MD sekalipun.
Situasi ketegangan hubungan politik dan emosional antara Presiden Jokowi dengan Megawati berlanjut hingga Pilpres 2024. Semua dramatik politik semakin menunjukkan bahwa keretakan antara Jokowi dengan Megawati Cs semakin kentara, dengan munculnya tudingan dari kubu paslon 03 Ganjar-Mahfud yang menuduh bahwa Presiden Jokowi tidak netral dalam Pilpres 2024, dan melakukan serangkaian dugaan upaya abuse of power untuk memenangkan paslon 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Pun demikian, asumsi itu saat ini masih menjadi materi gugatan hasil Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).
Namun yang menjadi pertanyaan Adi Prayitno saat ini adalah, apakah masih memungkinkan komunikasi dan silaturrahmi politik antara Joko Widodo dengan Megawati Soekarnoputri disambung lagi. Ataukah sudah menjadi bahan kusam yang tak perlu dibahas lagi.
“Masih ada pintu bertemukah atau memang sudah wassalam?,” pungkasnya.
Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa Puan Maharani mengatakan bahwa masih ada peluang pertemuan politik antara Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri. Bahkan wacana itu masih menjadi agenda lanjutan pasca Pilpres 2024.
“Insya Allah,” kata Puan di Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (28/3).
Sementara itu, Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan bahwa hubungan baik antara Prabowo dengan Megawati masih terjalin erat hingga sampai dengan saat ini. Bahkan ia mengklaim komunikasi antara dua ketum Partai Politik besar di Indonesia itu tetap berlangsung setiap hari.