HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat setidaknya sebanyak 57 orang yang bertugas dalam gelaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 meninggal dunia.
Jika dilihat dari kategori tugasnya, jumlah kematian pasien yang menjadi anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) berada di posisi teratas dengan kematian sebanyak 29 orang.
Kemudian data Kemenkes juga mencatat kasus kematian juga menimpa petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) degan total kematian sebanyak 10 orang. Tercatat pula terdapat 9 saksi dan 6 petugas yang meninggal dunia.
Lebih lanjut, data tersebut juga mengungkap terdapat 1 orang Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) dan 2 Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang meninggal dunia selama Pemilu 2024 ini.
Adapun berdasarkan usia, kasus kematian petugas yang bertugas pada Pemilu 2024 paling banyak terjadi dalam rentang usia 41-50 tahun sebanyak 18 kasus. Lalu kelompok usia 51-60 tahun sebanyak 15 kasus dan rentang usia 31-40 tahun sebanyak 8 kasus.
Sementara itu, untuk rentang usia 17-20 tahun ditemukan 4 kasus, serta untuk rentang usia 21-30 tahun dilaporkan sebanyak 7 kasus meninggal dunia.
Tak cuma itu, dari data tersebut juga menunjukan terdapat lima orang lanjut usia (lansia) yang berusia di atas 60 tahun dilaporkan meninggal dunia.
Pun terkait penyebab kematian, Kemenkes mencatat penyebab tertinggi dari kematian 57 petugas tersebut karena penyakit jantung, dengan total sebanyak 13 kasus kematian.
Kemudian penyebab kematian tertinggi kedua yakni Death on Arrival atau pasien datang di rumah sakit dalam keadaan meninggal dunia tercatat mencapai 11 kasus.
Sebaran petugas pemilu yang meninggal dunia
Berdasarkan data Kemenkes, jumlah petugas Pemilu 2024 yang meninggal dunia paling banyak berada di wilayah Jawa Barat, yakni 13 orang. Di susul Jawa Timur sebanyak 12 orang, dan Jawa Tengah sebanyak 11 orang.
Berikut sebaran petugas Pemilu 2024 yang meninggal dunia:
Sumatera Utara: 2 kasus
Riau: 1 kasus
Sumatera Barat: 1 kasus
Sumatera Selatan: 2 kasus
Banten: 2 kasus
DKI Jakarta: 6 kasus
Jawa Barat: 13 kasus
Jawa Tengah: 11 kasus
Daerah Istimewa Yogyakarta: 1 kasus
Jawa Timur: 12 kasus
Kalimantan Barat: 2 kasus
Kalimantan Timur:1 kasus
Sulawesi Selatan: 2 kasus
Sulawesi Utara: 1 kasus.