HOLOPIS.COM, JAKARTA – Dewan Penasehat TPN Ganjar-Mahfud, Yenny Wahid tidak ambil pusing dengan hasil sejumlah lembaga survei mengenai rendahnya elektabilitas calon presiden nomor nomor urut 3.

Pasalnya, Yenny menuduh survei tersebut karena tidak valid karena kendala pengumpulan data yang terbilang tidak mudah.

“Kalau survei memang survei tuh ada macem-macem survei, ada survei yang konvensional dan tradisional, yang menggunakan metode tradisional, datang ke orang yang akan di survei, nah itu rentan,” kata Yenny Wahid pada Jumat (9/2) seperti dikutip Holopis.com.

“Rentan keliru membaca karena lama pengumpulan datanya, lalu kemudian juga bisa juga terjadi rekayasa, jadi kita sendiri sudah tidak menggunakan metode itu untuk mengukur suhu di masyarakat,” sambungnya.

Yenny kemudian pamer bahwa pihaknya telah melakukan survei internal dengan hasilnya justru pasangan Ganjar-Mahfud unggul. Namun, Yenny sendiri tidak menjelaskan survei tersebut secara lengkap dan sebatas mengatakan bahwa Pilpres akan berlangsung dua putaran.

“Nah, kalau di survei itu justru kita termasuk leading, tidak ada yang akan menang satu putaran. Jadi jelas, hasil survei itu waktunya terlalu mepet untuk bisa dipaksakan ada satu pemenang satu putaran,” klaimnya.

Meski begitu, Yenny menyebut bahwa dalam survei tersebut pasangan Anies dan Muhaimin dipastikan bakal tidak lolos di putaran kedua.

“Yang jelas bahwa untuk Paslon yang akan masuk dari hasil survei internal itu 02 dan 03. Jika sudah begitu, kita lebih percaya diri. Putaran kedua akan sangat berbeda sekali dinamikanya,” tutupnya.