HOLOPIS.COM, JAKARTA – Partai Nasdem menyayangkan pernyataan Mahfud MD ketika menuding adanya pimpinan partai politik dikendalikan layaknya bebek dipegang lehernya.
Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali menegaskan, sebagai seorang calon wakil presiden Mahfud tidak seharusnya mengeluarkan pernyataan seperti itu.
“Tidak elok kalau kemudian kontestan melemparkan pernyataan apalagi menuding partai, partai itu adalah suatu institusi yang memiliki kedaulatan untuk menentukan pilihannya,” kata Ahmad Ali dalam keterangannya beberapa waktu lalu seperti dikutip Holopis.com.
Ahmad Ali kemudian mengajari mantan Menko Polhukam tersebut untuk lebih dewasa dalam berpolitik. Pasalnya, berbeda pandangan bukan berarti membuat semua rivalnya menjadi hal yang negatif.
“Masyarakat setiap parpol punya visi sendiri ya yang diambil atas kepentingan masyarakat. Berbeda pilihan, berbeda usungan, tidak harus membuat kita berpikir negatif, jadi kalau saya, biarlah masyarakat kemudian memberikan penilaian terhadap hal tersebut,” terangnya.
Ahmad Ali kemudian kembali menegaskan, apa yang disampaikan oleh seorang yang bergelar profesor tersebut sebenarnya justru pernyataan yang tidak bijak.
“Jadi kalau kemudian orang yang bukan menjadi bagian partai itu terus karena dia berbeda pilihan, usungan, kan itu menjadi tidak adil, tidak bijak menurut saya,” tegasnya.
Ahmad Ali kemudian juga memperingatkan Mahfud MD bahwa setiap parpol memiliki kedaulatannya masing-masing.
“Tidak patut untuk menuding, karena gini, institusi partai politik itu punya kedaulatan sendiri-sendiri, sehingga tidak bisa menjudge itu kan hanya karena perbedaan-perbedaan politik,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Mahfud MD menolak sebutan petugas partai yang selalu digunakan oleh PDIP kepada seluruh kadernya, termasuk Ganjar Pranowo yang diusung sebagai calon presiden.
Mahfud pun tidak mau mengikuti pelabelan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang mencap Kepala Negara sebagai petugas partai seperti apa yang dialami oleh Presiden Jokowi sebelumnya.
“Seperti dikesankan, kalau apa yang dicalonkan pasangan Ganjar-Mahfud itu kok seperti petugas partai. Saudara, tidak ada petugas partai. Petugas partai, kami ini adalah petugas untuk melaksanakan konstitusi yang diusung oleh partai,” kata Mahfud dalam pernyataannya pada Senin (5/2).
Mahfud kemudian mengklaim dirinya tidak pernah mau diatur oleh partai pengusung dan bergerak sesuka hatinya sendiri selama kampanye.
“Itulah sebabnya kampanye-kampanye kami tidak terikat oleh arahan partai. Kami berangkat dari fakta dan akan menyelesaikannya dengan mekanisme yang bersedia, terutama penegakkan hukum,” klaimnya.