HOLOPIS.COM, JAKARTA – Koodinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana memberikan respons atas munculnya sejumlah guru besar membuat statemen yang tendensius terhadap pemerintah menjelang pencoblosan Pemilu 2024.
Menurut Ari, fenomena tersebut wajar saja sebab pasti ada strategi politik yang tengah dimainkan, karena setiap mendekati proses pemungutan suara, potensi untuk menggalang opini tertentu bisa saja terjadi.
“Kita cermati di tahun politik jelang pemilu pasti muncul sebuah pertarungan opini, penggiringan opini. Pertarungan opini dalam kontestasi politik adalah sesuatu yang juga wajar saja,” kata Ari dalam keterangannya, Jumat (2/2) seperti dikutip Holopis.com.
Ia juga menyinggung soal potensi adanya gerakan partisan yang dilakukan untuk mengakselerasi pertarungan dan penggiringan opini yang dimaksud. Dan bagi Ari, hal itu juga lumrah saja terjadi.
“Apalagi kaitannya dengan strategi politik partisan untuk politik elektoral,” sambungnya.
Pun demikian, ia menyebut bahwa apa yang disampaikan oleh sejumlah guru besar di sejumlah kampus yang bernarasikan tendensius terhadap pemerintahan Jokowi di jelang pencoblosan itu, dianggap istana sebagai vitamin saja.
Sebab kata dia, kritikan yang disampaikan publik kepada pemerintah memang seharusnya dijadikan vitamin untuk memperbaiki kinerja pemerintahan yang dirasa kurang pas oleh publik.
“Kritik bisa diibaratkan sebgaai vitamin untuk memperbaiki kualitas demokrasi. Dan sisi kita menghargai perbedaan pendapat. Perbedaan perspektif itu wajar dalam demokrasi,” ujarnya.
Persoalan itu, Ari mengatakan jika Presiden Jokowi sangat terbuka saja dengan kritikan. Hal ini karena kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum adalah hak demokrasi semua orang.
“Feedom of speech. Kebebasan berpendapat jadi hak demokrasi,” pungkasnya.