HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ganjar Pranowo mengaku senang ketika TNI menetapkan 6 orang anggotanya sebagai tersangka penganiayaan pendukungnya di Boyolali.
Pria yang tersangkut kasus korupsi e-KTP itu pun menyebut, respon TNI terbilang cepat setelah dirinya menghubungi langsung Panglima TNI dan KSAD pasca insiden tersebut.
“Saya terima kasih dan saya mengapresiasi pihak TNI yang demikian cepatnya merespons persoalan ini. Saya apresiasi kepada TNI yang melakukan tindakan cepat,” kata Ganjar pada Selasa (2/1) seperti dikutip Holopis.com.
Dengan penetapan tersangka tersebut, Ganjar berharap tidak ada lagi TNI yang bersikap semena-mena. Mantan Gubernur Jawa Tengah yang pernah bermasalah di kasus Desa Wadas itu pun sebatas meminta para pendukungnya untuk saling menghormati.
“TNI tidak boleh semena-mena, maksud saya oknum-oknumnya tidak boleh semena-mena. Dan kita yang dari relawan, pengusung, pendukung juga mesti taat hukum, sehingga sama-sama saling menghormati,” tukasnya.
Ganjar kemudian masih terus memerintahkan tim hukumnya untuk memantau proses hukum terhadap kasus penganiayaan relawan oleh 6 oknum prajurit TNI itu. Ia berharap, para korban kelak mendapatkan rasa keadilan.
Sebelumnya diberitakan, kasus penganiayaan terhadap relawan Ganja-Mahfud di Boyolali, Jawa Tengah saat ini sudah memasuki babak baru.
Dimana perkembangannya, sudah ada enam dari anggota TNI yang ditetapkan sebagai tersangka oleh Denpom IV/4 Surakarta.
“Berdasarkan alat bukti yang diperoleh dan keterangan para terperiksa, saat ini penyidik Denpom IV/4 Surakarta telah mengerucutkan enam orang pelaku,” kata Kapendam Diponegoro Kolonel Richard Harison, Selasa (2/1).
Keenam pelaku tersebut tersebut diketahui adalah Prada Y, Prada P, Prada A, Prada J, Prada F, dan Prada M.
Richard kemudian menegaskan, pihaknya akan segera memproses berkas perkara terhadap enam orang anggota TNI tersebut secepatnya.