HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid mengungkap adanya hal yang janggal atas hasil survei elektabilitas capres-cawapres 2024 yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei baru-baru ini.
Hasil survei yang menjadi sorotan Arsjad adalah hasil survei dari lembaga survei Indikator dan Centre for Strategic and International Studies (CSIS), dimana kedua lembaga tersebut menempatkan paslon Ganjar-Mahfud di posisi terbawah, dengan perolehan angka masing-masing lembaga survei sebesar 24 persen dan 19,4 persen.
Dia pun mengungkapkan, bahwa hasil survei yang dilakukan oleh kedua lembaga survei tersebut, berbeda dengan hasil survei yang dilakukan oleh pihak internalnya. Dimana posisi ganjar di survei internal berada di posisi kedua, dengan skor 37 persen.
“Yang terbaru katanya survei Indikator dan CSIS menunjukkan angka 24 dan 19. Tapi di survei internal kita angkanya berbeda, kita di peringkat kedua dengan 37 persen,” katanya dalam Konsolidasi Nasional 45 Hari Menuju Kemenangan, seperti dikutip Holopis.com, Sabtu (30/12).
Meskipun telah mengerahkan survei internal, namun hasilnya tetap menempatkan Ganjar-Mahfud di posisi kedua, kalah dari pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang memperoleh skor 41 persen di survei internal tersebut.
Namun demikian, posisi Ganjar Mahfud dalam survei tersebut mampu mengungguli paslon Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, yang hanya memperoleh angka 21 persen.
Arsjad menegaskan, bahwa hasil survei internal tersebut lebih akurat ketimbang hasil survei lainnya. Sebab, survei yang dilakukan pihaknya menggunakan triangulasi metode survei dengan focus group discussion (FGD) dan analisis media yang teruji.
“Survei internal kita dilakukan dengan triangulasi metode survei, dengan FGD, dan analisis media yang teruji. ini tidak dilakukan oleh survei-survei lain,” kata Arsjad.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan bahwa hasil survei ini menjadi tanda bahwa TPN Ganjar-Mahfud harus bekerja lebih keras, lebih efektif untuk mencapai target kemenangan.
“Apalagi kalau kita lihat datanya. ada yang geser, banyak yang menjadi undecided voters. kita harus ambil kembali, rebut kembali,” tukasnya.