HOLOPIS.COM, JAKARTA – Mahfud MD sesumbar bahwa dirinya tidak pernah berusaha memoles bahkan memuji dirinya sendiri di musim Pemilu 2024.
Dalam kampanyenya di Bandung, Jawa Barat pada Sabtu (16/12), Mahfud MD pun menyebut, berdasarkan filosofi negara Belanda bahwa orang yang suka memuji diri sendiri itu bau.
“Saya tidak ingin membaik-baikkan diri. Kata orang Belanda orang memuji diri sendiri itu bau, orang memuji diri sendiri itu tidak baik,” kata Mahfud dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Minggu (17/12).
“Oleh sebab itu, saya tidak akan memuji bahwa yang terbaik itu Ganjar dan Mahfud,” sambungnya.
Mahfud kemudian juga berharap agar masyarakat tidak usah mendengarkan janji kampanye nya dan melihat saja apa yang sudah dikerjakannya.
“Tetapi Saudara baca sendiri, beri tahu masyarakat kalau mau menilai orang baik atau tidak itu bukan mendengarkan kampanyenya, bukan hanya membaca berita-beritanya yang sekarang, tetapi baca track record-nya. Track record perjalanan hidup seseorang itu lah yang harus dibicarakan,” terangnya.
Mahfud MD diketahui sebelumnya sempat mengklaim bahwa dirinya menjadi satu-satunya menteri yang paling berani menangani kasus korupsi di Indonesia.
Hal itu disampaikan Mahfud MD di depan para mahasiswa saat seminar kebangsaan di Universitas Budi Dharma, Rabu (29/11). Mantan hakim konstitusi bahkan sesumbar tidak ada satupun Menko Polhukam selain dirinya yang berani menuntaskan kasus korupsi.
“Coba dicari di catatan, sejarah ketatapemerintahan, apakah ada seorang Menko Polhukam sejak dulu menyelesaikan kasus korupsi, nggak ada,” klaim Mahfud MD.
Mahfud yang sampai saat ini masih memilih bertahan sebagai Menko Polhukam itu juga menuduh, seluruh Menko Polhukam termasuk Susilo Bambang Yudhyono menutupi kasus korupsi di Indonesia.
“Coba Saudara cari menteri-menteri sebelumnya, apakah ngomong kayak saya, terus terang bahwa di pemerintahan ini banyak korupsinya? Nggak ada, semuanya ditutup-tutupi. Negara ini baik. Malah yang ngomong ditangkap,” ujarnya.
“Cari Menko Polhukam itu sudah ada 16 orang sejak tahun 1973, apa ada Menko Polhukam yang mengatakan di negara kita ini banyak koruptornya? Tidak ada, saya yang berani ngomong itu,” sambungnya.
Mahfud sesumbar bahwa mulai dari kasus ASABRI hingga transaksi janggal Rp 349 triliun di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang tidak jelas kelanjutannya adalah berkat kemampuannya.
“Jadi saya bertindak. Lalu saya yang ngomong bahwa ini fenomena di pemerintahan. Dan saya juga yang bertindak,” sesumbarnya.