HOLOPIS.COM, JAKARTA – Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menampik tudingan adanya intervensi yang dilakukan pada saat Pemilu 2019 lalu.
Dimana tuduhan itu diketahui disampaikan Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud Md, Andika Perkasa saat menjabat KSAD di Pemilu 2019. Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono,
“Kalau ada penekanan waktu 2019 saya waktu itu masih Panglima Armada Barat. Rasanya tidak ada tuh waktu itu penekanan,” kata Yudo dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Senin (20/11).
Yudo pun menegaskan, sebagai sesama anggota TNI, dirinya hanya mendapat tugas untuk menjaga netralitas TNI tanpa adanya intervensi untuk mendukung pasangan manapun.
“Kita laksanakan perintahnya hampir sama kayak kita ini. Netral, netral, netral dan kita sampaikan juga pada seluruh prajurit di jajaran untuk netral. Sehingga kita tidak merasakan itu (tekanan),” tegasnya.
Mantan Kepala Staf Angkatan Laut itu pun berkomitmen sejak awal untuk tetap menjaga marwah TNI tetap netral selama pelaksanaan Pemilu.
“Nah makannya sekarang ini untuk mengantisipasi dari awal kita sudah berkomitmen untuk TNI netral, netral dan netral,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, mantan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengumbar cerita bahwa dirinya pernah mengalami tekanan cukup berat saat pelaksanaan Pemilu 2019.
Andika yang kala itu masih menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (AD) tersebut mengatakan, pada saat itu dirinya bersama prajurit AD ditekan untuk tidak netral dan berpihak kepada pasangan calon tertentu.
“Lima tahun lalu 2019 saya kan sebagai KSAD dan saya menghadapi tekanan. Tinggal kita memilih, saya memilih mau ditekan atau nggak,” ukata Andika, Selasa (14/11).
Menantu dari Hendropriyono itu pun berdalih bahwa dirinya tidak mau mengikuti tekanan untuk mendukung Paslon yang tidak mau disebutkan secara gamblang tersebut.
“Saya pastikan 2019 saya tidak memberikan perintah apapun untuk memenangkan salah satu calon waktu itu. Walaupun tekanan yang cukup berat,” klaimnya.