HOLOPIS.COM, JAKARTA – Sampah plastik apabila tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan bahaya bagi manusia dan lingkungan hidup. Ekonomi sirkular dipercaya menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
CEO WWF Indonesia, Aditya Bayunanda mengatakan, ekonomi sirkular tersebut dapat dilakukan dengan kolaborasi antara pihaknya, pemerintah kota dan bank sampah melalui program Plastic Smart Cities.
Caranya, yakni dengan mengupayakan guna ulang melalui ekonomi sirkular untuk mengelola sampah rumah tangga. Program ini dinilai dapat mengurangi sampah plastik yang bocor ke alam sebanyak 30 persen.
“Dengan berfokus pada kolaborasi lintas sektor, kami berkomitmen mendorong kota-kota dalam menghentikan kebocoran plastik ke alam. Di mana kesadaran lingkungan dan inovasi teknologi juga harus sejalan dan nantinya memberikan warisan berkelanjutan bagi generasi mendatang,” terang Aditya dalam agenda Green Press Community, Kamis (9/11) yang dikutip Holopis.com.
Menurutnya, penanganan sampah plastik merupakan urgensitas. Sebab, mengutip catatan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi Dunia, jumlah sampah plastik akan meningkat tiga kali lipat, dari 460 juta ton pada tahun 2019, menjadi 1.231 juta ton pada tahun 2060.
Aditya menilai, solusi dalam pengelolaan sampah plastik harus membawa hasil pada masyarakat maupun orgranisasi yang mengerjakannya. Karena itu, berbagai pihak perlu mengupayakan terbentuknya ekosistem pengelolaan sampah guna ulang, agar tidak berakhir di TPA.
Dia yakin, solusi-solusi terkait sampah plastik jika diimplementasikan dalam kebijakan akan memberi keuntungan.
“Tinggal kita sinergikan dengan 3R (Reduce, Reuse, Recycle), dan menjadikan ini jadi gerakan yang lebih luas. Ini perlu kebersamaan, kepeloporan dan kepemimpinan. Saya tetap optimis, sampah plastik ini termasuk yang kelihatan solusinya,” ujarnya.
Secara global, masih menutut Aditya, melalui plastic treaty, pihaknya mengupayakan untuk membangun tata kelola. Juga, memobilisasi dukungan dari kelompok produsen, yang melaksanakan tanggung jawab pengelolaan sampah melalui bussines qualition.