HOLOPIS.COM, JAKARTA – Penetapan putra sulung Presiden Joko Widodo yang juga Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka, sebagai Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto oleh DPP Partai Golkar mendapat penolakan keras dari kader Partai Golkar.
Penolakan keras ini datang dari Wakil Sekretaris Bidang Organisasi Kelembagaan dan Kebijakan Strategis pengurus Pusat Badan Advokasi Hukum dan HAM DPP Partai Golkar, Arman Garuda Nusantara.
Dalam keterangannya, Arman mempertanyakan arah perjuangan Partai Golkar dengan rekomendasi pencalonan Gibran sebagai cawapres.
“Mau dibawa ke mana arah perjuangan Partai Golkar ketika mengusung Gibran yang baru menjabat sebagai Walikota Solo selama 2 tahun 8 Bulan dan sebelumnya tidak ada rekam jejak aktif di organisasi kepemudaan mana pun,” kata Arman dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Minggu (22/10).
Dikatakannya bahwa sebagai kader muda khususnya milenial, dirinya bersedih ketika mendengar keputusan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto yang mencalonkan Gibran sebagai Cawapres untuk diusung Koalisi Indonesia Maju.
“Pertanyaan saya yang juga menjadi pertanyaan kader Partai Golkar seluruh tanah air, apakah sudah tidak ada lagi stok kader yang bisa diusung sebagai cawapres RI. Dimana mekanisme sistem Kaderisasi Partai Golkar?,” tegasnya.
Sebagai kader muda dan milenial partai, Anwar menganggap penunjukan Gibran sebagai cawapres sebenarnya bentuk kegagalan produk yang diciptakan oleh Partai Golkar dalam menempatkan kader terbaiknya dalam pemerintahan.
Selain itu, alasan under 40 yang dikemukakan Airlangga diyakini hanya pembenaran yang tidak masuk akal sehat orang orang yg terpelajar. Pasalnya, masih banyak kader kader muda Partai Golkar yang jauh lebih mumpuni daripada Gibran yang minim pengalaman dan minim pengetahuan.
“Keputusan Ketum Golkar telah menghina akal sehat para kader Golkar, mengecilkan karya besar Golkar yang telah melahirkan kader kadernya bahkan mempermalukan dirinya sendiri sebagai pemimpin Golkar yang paling lemah. Ada apa sebenarnya?” tukasnya.
Arman juga memberikan dua pilihan bagi para kader atas keputusan yang telah diambil oleh Airlangga Hartarto.
“Diam menyaksikan Partai Golkar dibelenggu dan dirusak oleh Penguasa atas nama dinasti Politik, atau menolak keputusan Ketua Umum Partai Golkar,” tandasnya.
Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa DPP Partai Golkar sudah menyatakan resmi mendukung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai pasangan Capres-Cawapres 2024 hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) ke II, Sabtu (21/10).
“Berdasarkan hasil pertemuan dengan para Ketua DPD, tadi malam kami rapat cukup lama, cukup hangat, tapi konsensus, mengusilkan dan mendukung mas Gibran Rakabuming Raka untuk kita pasangan dengan Pak Prabowo sebagai bakal Calon Presiden Republik Indonesia,” kata Airlangga Hartarto.