HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pengamat politik, Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid menilai bahwa narasi bahwa Anies Baswedan bakal bergandengan dengan Muhaimin Iskandar sebagai pasangan Capres-Cawapres 2024 masih sebatas gimmick politik belaka.
Hal ini disampaikan Habib Syakur saat ditanya tentang polemik yang muncul di permukaan soal Capres-Cawapres di Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang membuat seolah Partai Demokrat meradang.
“Ini kan belum ada hitam di atas putih, artinya semua masih gimmick. Masak baru gimmick kok sudah heboh,” kata Habib Syakur dalam keterangannya kepada Holopis.com, Jumat (1/9).
Ia menilai bahwa persoalan siapa pasangan Capres-Cawapres untuk Pemilu 2024 masih terlalu dini untuk dilihat secara solid. Sebab, masa pendaftaran masih di bulan Oktober. Atau setidaknya, partai politik masih memiliki waktu hingga kurang lebih 2 bulan sejak saat ini.
“Saya kira ini masih terlalu dini. Biasa kan Capres-Cawapres akan diumumkan last minutes. Kan bisa jadi Anies-AHY, biasa jadi juga benar Anies – Cak Imin, atau Anies dengan Habib Rizieq misalnya, semua masih terbuka kemungkinan saya kira,” terangnya.
Yang jelas kata dia, tujuan utama koalisi adalah mencari dukungan politik agar mereka menang secara elektoral.
“Semua strategi tentu dimainkan, termasuk membuat peta konflik. Saya kira Anies – Imin ini sebatas peta konflik. Kecuali Surya Paloh deklarasi Anies-Imin Capres-Cawapres, itu baru solid,” tegasnya.
Dengan demikian, ulama asal Malang Raya yang juga inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) tersebut mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah terjebak di dalam permainan psikologi dari para elite politik itu.
“Jangan ikut-ikutan latah, jangan kagetan. Intinya selama belum ada hitam di atas putih, semuanya masih bias,” pungkasnya.